Menurut Li, pada era AI seluler, teknologi pintar akan menjadi layanan universal. Setiap orang kelak bisa menggunakan teknologi pintar, kapan saja, di mana saja. Dan, industri seluler akan berperan penting dalam proses tersebut, sama seperti layanan telepon (voice calling) dan internet seluler.
Pada era baru ini, kita juga akan menyaksikan berbagai perubahan dalam cara menciptakan, membagikan, dan menggunakan informasi. Perubahan tersebut akan menimbulkan tantangan-tantangan baru untuk jaringan, namun juga membukakan pintu dengan banyak peluang baru.
Perangkat AI akan mewujudkan format-format interaksi baru. Maka, format-format interaksi ini juga akan menghadirkan pengalaman dan produktivitas yang lebih baik.
Menurut IDC, pada 2028, volume penjualan ponsel pintar AI di seluruh dunia segera menembus 900 juta unit. Maka, lebih dari 1.000 perangkat AI akan tersedia di pasar.
Kita akan berinteraksi dengan perangkat-perangkat ini dengan banyak cara baru, termasuk suara, gerak tubuh, bahkan emosi. Pengalaman penggunaan pun akan menjadi semakin lancar, dan perangkat ini kian memahami manusia--hasilnya, interaksi akan jauh lebih efisien. Misalnya, kacamata AI generasi baru dapat membaca gerak bibir, bahkan akurasinya mencapai lebih dari 95% di lingkungan yang bising.
Lebih lagi, agen AI akan mengubah cara manusia bekerja dan beraktivitas. Agen AI akan menghadirkan layanan teknologi pintar di setiap tempat, serta mendorong pertumbuhan pesat data.
Pada 2030, banyak orang akan memiliki agen AI personal yang membantu rutinitas di rumah, kantor, dan ketika bepergian. Asisten ini akan bekerja setiap saat, serta menghasilkan dan memproses data yang jumlahnya 10 kali lebih masif dari jumlah data saat ini.
Di sektor industri, robot AI akan berperan penting dalam litbang, produksi, QA, dan logistik. Setiap robot kelak mampu memproses lebih dari 10 GB data per jam. Secara total, pada 2030, agen AI akan memproses data yang jumlahnya 120 kali lipat lebih besar dari saat ini.
Lonjakan data yang baru dari AI akan mendorong perubahan struktural dalam model arus penggunaan.
Dalam model arus penggunaan yang biasa, data bergerak dalam satu aliran. Seperti konten video yang berasal dari pusat data menuju ponsel pintar. Data bersifat umum, sedangkan alirannya bersifat linear.
AI akan mengubah aliran data tersebut. Data akan menjadi personal dan bergerak ke berbagai arah. Misalnya, pelatihan model AI berskala besar membutuhkan transmisi super cepat antara pusat-pusat data. Di saat bersamaan, aplikasi AI dan AIGC harus mengirim data antara perangkat edge, komputasi awan, dan perangkat.
Arus penggunaan timur-barat juga akan melonjak, begitu pula koneksi mesh antara berbagai jenis perangkat dan host. Setelah perubahan struktural terjadi dalam model arus penggunaan, optimalisasi jaringan kelak semakin penting.
Jika ingin menangkap peluang baru pada era AI seluler, kita harus merombak empat bidang: layanan jaringan, infrastruktur, O&M, serta model bisnis.
Pertama, layanan. Produk dan layanan seluler menjadi poin akses ideal untuk AI. Jadi, kita harus mengubah produk dan layanan seluler agar memenuhi kebutuhan ini secara lebih baik.
Bagi pelanggan individu, operator telekomunikasi bisa memanfaatkan titik interaksi yang biasa untuk menyediakan layanan teknologi pintar, seperti layanan telepon, pengiriman pesan, dan layanan pelanggan.
5G New Calling merupakan salah satu contoh terbaik. Operator telekomunikasi di Tiongkok telah melansir layanan tersebut, serta mengubah pengalaman menggunakan layanan telepon.
Misalnya, pengguna dapat memakai AI ketika membuat avatar digital untuk layanan telepon, mengakses layanan penerjemahan secara langsung (real-time), bahkan memakai asisten AI untuk melakukan reservasi.
Untuk skenario penggunaan di rumah, kita bisa membuat smart home semakin cerdas dengan agen AI. Salah satu operator telekomunikasi meluncurkan AI box yang membantu sejumlah aplikasi seperti menonton tayangan olahraga interaktif dan AI fitness untuk TV. Hasilnya, penggunaan TV meningkat dua kali lipat, sedangkan ARPU naik sebesar 28%.
Untuk skenario penggunaan di luar rumah, operator telekomunikasi juga dapat menyediakan konektivitas yang stabil dan sangat cepat agar produsen mobil bisa mewujudkan intelligent cockpit dan kolaborasi mobil-komputasi awan. Hal tersebut ikut menghadirkan pengalaman berkendara yang lebih aman dan efisien.
Untuk UKM, operator telekomunikasi dapat menyediakan layanan dan perangkat AI yang terjangkau.
Untuk pelanggan dari sektor industri, operator telekomunikasi dapat memadukan konektivitas, jaringan, dan fitur AI guna mendukung transformasi pintar.
Kedua, guna memenuhi berbagai jenis kebutuhan layanan AI, kita harus merombak infrastruktur jaringan.
Demi memfasilitasi interaksi yang paling natural, asisten AI membutuhkan latensi terpadu kurang dari 300 milisekon. Artinya, latensi air interface harus mencapai kurang dari 20 milisekon.
Operator telekomunikasi dapat membangun jaringan yang berorientasi AI, serta mendukung akses deterministik, elastic scheduling, dan lossless WAN. Jaringan ini dapat mendukung koneksi on-demand dan reliabel antara komputasi awan, edge, dan perangkat.
Ketiga, jaringan yang kian kompleks menimbulkan tantangan yang lebih besar bagi O&M. Dalam konteks ini, AI for networks dapat menyediakan dukungan.
Untuk operasionalisasi layanan, agen AI dapat mendukung simulasi data multimoda secara langsung (real-time). Hal ini membantu operator mengevaluasi sumber daya jaringan dengan lebih efisien, serta menyediakan layanan baru dengan lebih cepat.
Untuk pemeliharaan jaringan, agen AI bisa mengotomatisasi perencanaan dan orkestrasi pekerjaan, serta mengatasi kendala akibat perangkat lunak. Di saat bersamaan, copilot membantu teknisi lapangan agar cepat menemukan dan memperbaiki setiap kendala perangkat keras.
Terakhir, namun tak kalah penting, AI seluler menjadi kesempatan baik untuk memperluas cakupan hingga melampaui arus penggunaan, serta mulai memonetisasi pengalaman jaringan. Kita pun harus merombak model bisnis.
Lebih dari 30 operator telekomunikasi di Eropa telah meluncurkan paket layanan seluler berbasiskan kecepatan. Konsumen rela membayar lebih demi memperoleh jaminan pengalaman jaringan.
Operator telekomunikasi di Tiongkok juga mengeksplorasi monetisasi multifaktor. Lewat layanan AI seperti AI boxes for home, New Calling, dan cloud phone, operator-operator ini dapat memperoleh arus pendapatan baru berdasarkan daya komputasi, penyimpanan data, dan layanan VIP.
Bagi pelanggan korporat, operator juga bisa belajar dari model layanan komputasi awan, serta menghadirkan fitur-fitur jaringan dengan open API. Lalu, operator dapat memonetisasi fitur-fitur ini, serta berekspansi ke pasar B2B2C.
Banyak operator terkemuka di Tiongkok, Timur Tengah, Eropa, dan Asia Pasifik tengah menjalankan langkah-langkah tersebut. Kalangan operator ini pun telah memverifikasi fitur-fitur layanan AI pada jaringan 5G-A yang telah beroperasi, meliputi berbagai jenis skenario bagi pelanggan individu, rumahan, pariwisata, dan korporasi.
Ke depan, ada dua hal yang dapat ditempuh untuk menangkap peluang baru pada era AI seluler.
Pertama, mempersiapkan jaringan agar mampu mendukung AI. Artinya, kita harus meningkatkan kapabilitas jaringan, terutama uplink, latensi, dan kapasitas.
Kedua, menggunakan AI untuk mendukung jaringan yang kian kompleks sehingga O&M berjalan otomatis, efisiensi jaringan meningkat, serta menjamin pengalaman pengguna yang solid.
Menurut Li, peluang tersebut sangat menarik, dan sekarang adalah momen yang tepat untuk mengambil aksi nyata.
Huawei siap bekerja sama dengan operator dan mitra industri guna membangun jaringan untuk AI, dan AI untuk jaringan. Dengan berkolaborasi, kita dapat menciptakan nilai tambah yang luar biasa.
SOURCE Huawei
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024