Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, melemah tipis jadi Rp9.209/9.215 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu pada Rp9.205/9.207 atau turun sebesar empat poin. "Turunnya rupiah terhadap dolar AS dinilai wajar, setelah dua hari lalu menguat hingga mendekati level Rp9.200 per dolar AS, akibat pelaku lokal berspekulasi membeli dolar AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan aktifitas pasar agak sepi, sehingga transaksi kurang bergairah, karena itu penurunan rupiah relatif kecil, apalagi melihat harga jual dan beli berada dalam kisaran sempit masing-masing Rp9.210 per dolar AS. Hal ini disebabkan sebagian pelaku sudah meninggalkan pasar, mereka hanya melihat perkembangan harga saja, namun tidak melakukan transaksi, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman Thayib, kemungkinan akan stabil pada kisaran antara Rp9.200 sampai Rp9.250 per dolar AS yang pada suatu saat rupiah bergerak naik atau turun, karena tidak ada faktor penggerak yang muncul di pasar. Hanya sebagian kecil pelaku pasar yang melakukan transaksi, sehubungan mereka sedang mempersiapkan diri menyambut liburan panjang hari Raya Idul Fitri, katanya. Koreksi rupiah yang terjadi saat ini, menurut dia, karena spekulasi beli pelaku lokal, meski pasar saham regional menguat seperti indeks Nikkei naik satu persen, indeks Kospi naik 0,69 persen dan indeks SP/ASX 200 naik 0,36 persen. Namun melemahnya yen terhadap dolar AS memicu pelaku lokal cenderung membeli dolar AS ketimbang rupiah, sehingga rupiah terkoreksi tipis, ucapnya. Dolar AS terhadap yen menguat jadi119,75 dari sebelumnya 119,65, euro turun jadi 1250 dari 1,2513 dan euro terhadap yen pada 149,70. Menurut dia, menguatnya dolar AS terhadap yen, setelah keluarnya data sentimen konsumen dan retail AS yang menyamankan kekkhawatiran pasar sehingga mendorong bank sentral AS pada tahun depan akan segera menurunkan suku bunga AS. Akibatnya yen gagal mempertahankan kenaikan pada hari berikutnya yang mengimbas rupiah melemah tipis, meski ada peluang untuk naik pada sesi berikutnya melihat kinerja ekonomi makor Indonesia cukup bagus, katanya. Sejumlah investor asing juga masih menunggu kelanjutan dari Bank sentral Jepang (BOJ) yang akan segera menaikkan tingkat suku bunganya menjadi 0,5 persen dari 0,25 persen, namun BOJ cenderung masih menunggu kenaikan hingga semester pertama 2007. (*)
Copyright © ANTARA 2006