Permintaan itu juga ditujukan kepada umat Islam Indonesia yang akan berhaji ke Makkah awal Oktober nanti. Calon jamaah haji diminta untuk berdoa bagi Indonesia di Tanah Suci.
"Tidak mungkin jadi umat yang ideal jika negara kacau," katanya saat penutupan pembekalan petugas haji PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu.
Selain itu, kata Nasaruddin, tidak mungkin umat Islam menjalankan sholat dengan damai jika terjadi prahara politik.
Menurut rencana, pada 22 Oktober KPU akan mengumumkan hasil pemilu presiden.
Selain itu, Nasaruddin juga meminta umat Islam untuk mendoakan Kementerian Agama agar citra positif kementerian tersebut dapat bangkit kembali.
Ia pun mengatakan, dirinya dan masyarakat juga tentu akan mendoakan mereka yang beribadah di Makkah.
Haji akbar
Pada kesempatan itu Nasaruddin juga mengingatkan pada tahun ini akan terjadi haji akbar sehingga akan banyak jamaah, terutama asal Arab Saudi, yang ingin berhaji. Ini akan membuat suasana di Tanah Suci akan padat dibanding musim haji biasa.
Selain itu, cuaca di Arab Saudi yang saat ini lebih panas dari biasanya sehingga bisa mempengaruhi kondisi calon jamaah haji.
Sementara itu bagi petugas haji, Wamenag meminta mereka bertindak seperti "malaikat kecil". "Dalam arti memiliki kemampuan dan menguasai tugasnya," katanya.
Hal itu, katanya, karena calon jamaah haji yang dilayani merupakan tamu-tamu Allah yang tidak sempurna. "Kalau sempurna tidak perlu ada petugas" ujarnya.
Ia mengatakan banyak calon jamaah haji yang kondisinya kurang sehat, sering menjengkelkan, keras kepala dan sebagainya.
Namun dengan pembekalan yang diberikan kepada petugas haji selama 10 hari, Wamenag berharap, mampu mengatasi masalah itu dan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014