Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyampaikan bahwa program transmigrasi memerlukan pendekatan yang tepat antara masyarakat pendatang dan penduduk lokal wilayah tujuan.
Menurut Faisal Kementerian Transmigrasi harus mengambil strategi pendekatan yang tepat agar bisa mewujudkan pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik untuk kalangan transmigran maupun masyarakat lokal di daerah tujuan, mengingat perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan antara keduanya.
"Nah, ini perlu ada satu desain pendekatan yang tepat. Kalau tidak tepat penanganannya, ini justru bisa menciptakan kesenjangan sosial antara pendatang dengan penduduk pribumi," ujar Faisal saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Rabu.
Faisal mengingatkan bahwa saat ini program percepatan pembangunan daerah tertinggal masih relatif stagnan, sehingga diperlukan terus menerus upaya perbaikan.
"Terutama, kalau kita berbicara misalkan kawasan di timur Indonesia untuk mendorong percepatan ekonomi tidak lepas juga daripada approach (pendekatan) dari sisi sosial," katanya.
Ia menyebut, bahwa program transmigrasi tidak bisa dilepaskan dari aspek ekonomi hingga aspek kebudayaan masyarakat pendatang ataupun penduduk lokal. Faisal mencontohkan Papua memiliki budaya, infrastruktur, dan lahan yang berbeda dengan Jawa.
"Sehingga, ada upaya-upaya pembangunan persiapan mobilisasi transisi juga dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), kelembagaan, dan aspek sosial budayanya. Nah, ini yang perlu menjadi perhatian ketika Kementerian Transmigrasi itu dibentuk secara tersendiri dengan maksud untuk mendorong transmigrasi untuk pembangunan daerah tertinggal," ujarnya.
Baca juga: Mentrans: Fokus utama Kementerian Transmigrasi mengentaskan kemiskinan
Baca juga: Mentrans: Transmigran merupakan patriot bagi ketahanan pangan
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman menyampaikan salah satu fokus utama Kementerian Transmigrasi yaitu untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Tanah Air.
"Fokus utama kami bukan lagi sekadar memindahkan orang yang di masa lalu sering dipelesetkan menjadi 'hanya memindahkan kemiskinan dari tempat lama ke tempat yang baru', tetapi ke depan kami ingin sungguh-sungguh bekerja dengan segenap hati untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat," ujar Iftitah.
Pada tahap awal, pihaknya akan fokus melakukan revitalisasi sekitar 45 kawasan transmigrasi, sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Revitalisasinya itu dalam bentuk, misalkan peningkatan sarana-prasarananya. Kemudian, pendidikan dan kesehatannya, hal-hal yang memang perlu dilengkapi, sehingga orientasinya itu berorientasi kepada kesejahteraan, bukan lagi kepada perpindahan penduduknya dulu. Tapi fokusnya dulu adalah kepada kesejahteraan," ujar Iftitah.
Baca juga: Kementerian Transmigrasi akan fokus revitalisasi kawasan
Baca juga: Kementerian Transmigrasi serap anggaran 69,1 persen per awal November
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024