Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Langkat Iriadi dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Menurut Iriadi, petugas di lapangan kesulitan untuk mendapatkan solar maupun pertalite sebagai bahan bakar kendaraan operasional yang bersiaga dalam empat hari terakhir ini.
Pihaknya mengharapkan adanya kemudahan dari instansi terkait supaya tim petugas reaksi cepat bisa mendapatkan pasokan BBM tersebut.
Hal ini mengingat saat ini ada sebanyak 2.914 kepala keluarga yang menjadi korban terdampak banjir. Masing-masing tersebar di 10 desa dalam wilayah administratif Kecamatan Sei Lepan dan Babalan.
Pusdalops BPBD Langkat mencatat ada sebanyak 2.914 unit rumah yang masih tergenang banjir akibat luapan aliran sungai dengan tinggi muka air diperkirakan lebih dari 60 centimeter sejak Minggu (3/11).
Dia mengakui bahwa petugas BPBD bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat mesti bersiaga secara penuh untuk memantau kondisi para korban yang sementara ini masih memilih bertahan di rumah dan beberapa mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
“Dilaporkan juga beberapa dari korban mengalami gangguan kesehatan seperti demam disertai batuk dan pilek,” ujarnya.
Baca juga: Sungai meluap, 1.078 rumah di Kabupaten Langkat-Sumut terendam banjir
Baca juga: Tiga dusun di Langkat terendam banjir
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024