Kairo, Mesir (ANTARA News) - Kenaikan tajam harga minyak telah mendorong produk domestik bruto (PDB) negara-negara Arab pada tahun lalu meningkat hingga mencapai lebih dari satu triliun dolar AS untuk pertama kalinya, kata ketua badan ekonomi negara-negara Arab, Minggu.
PDB dari 22 negara anggota Liga Arab mencapai 1,05 triliun dolar AS pada akhir 2005, meningkat 180 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya, kata Ahmed Gweili, ketua dari badan persatuan ekonomi Arab, seperti dilaporkan XFN-Asia.
Tingginya harga minyak dalam dua tahun terakhir telah menambah miliaran dolar AS ke pundi-pundi beberapa negara Arab, terutama di negara Teluk, yang mendorong "booming" pasar-pasar saham, real estat dan surplus anggaran.
Gweili mengatakan pendapatan minyak meningkat 44 persen menjadi 350 miliar tahun lalu.
Liga Arab merupakan negara-negara dengan cadangan minyak sangat besar, termasuk Arab Saudi produsen minyak terbesar dunia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak dan Qatar.
Tetapi di kawasan dengan populasi penduduk sekitar 300 juta itu termasuk juga negara-negara miskin, seperti Somalia dan Djibouti, serta Mesir dan Maroko yang cadangan minyaknya tak berarti.
AS yang populasinya sebanding memiliki PDB 12,5 trliun dolar AS tahun lalu.
Gweili mengatakan tingkat pengangguran di kawasan ini mencapai sekitar 20 persen. Pengangguran merupakan masalah terbesar yang dihadapi pemerintah negara-negara Arab, karena sebagian besar uang dari minyak diinvestasikan di real estat bukan di sektor yang banyak menciptakan lapangan kerja seperti pabrik-pabrik.
Sementara itu, nilai 15 pasar-pasar saham Arab masih sama sekitar 1,28 triliun dolar AS, menurut Dana Moneter Arab (AMF), sebuah organisasi regional ekonomi Arab.
Organisasi yang berpusat di ibukota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, ini mengatakan jumlah tersebut terutama berasal dari tiga pasar, yaitu Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Kuwait.
"Jumlah ini sangat kecil," kata Ibrahim Akoum, kepala dari departemen finansial AMF, tentang nilai pasar saham Arab dibandingkan dengan pasar saham di New York, London dan Tokyo.
"Pasar-pasar memerlukan pengembangan dalam order untuk memainkan sebuah peranan besar dalan proses pembangunan pembiayaan di kawasan ini," kata dia. (*)
Copyright © ANTARA 2006