Kami siap. Teknologi kami sudah siap.

Jakarta (ANTARA) - PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) menyatakan kesiapan untuk segera menerapkan sistem pembayaran tol tanpa sentuh berbasis satelit (GNSS/Global Navigation Satellite System Based Multi Lane Free Flow/MLFF) di Indonesia dari sisi sistem maupun teknologi.

“Inti dari kolaborasi antara kedua negara berpotensi membuka kolaborasi lebih lanjut antara kedua negara, memperkuat persahabatan dan kemitraan antara kedua negara,” ujar Direktur Utama PT RITS Attila Keszeg dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

MLFF adalah sistem yang ditawarkan RITS untuk mengatasi peningkatan kemacetan di gerbang tol yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi Indonesia sebesar 300 juta dolar Amerika Serikat (AS) setiap tahun.

Data Bank Dunia tahun 2019 mencatatkan kemacetan menyebabkan kerugian ekonomi di Indonesia sebesar 4 miliar dolar AS per tahun.

Mengacu riset tersebut, pihaknya menawarkan sistem pembayaran non stop dan tanpa sentuh melalui MLFF berbasis satelit yang disebut mampu mengurangi waktu tempuh kendaraan, serta berdampak positif bagi lingkungan karena mengurangi polusi udara maupun kebisingan akibat kemacetan di gerbang tol.

Lebih lanjut, proyek MLFF merupakan investasi langsung asing dari Hungaria senilai 300 juta dolar AS atau Rp4,5 triliun yang didanai oleh dana publik Hungaria.

PT RITS menjadi Badan Usaha Pelaksana (BUP) program MLFF pasca memenangkan tender sesuai dengan Surat Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 pada 27 Januari 2021.

Pihaknya menerangkan bahwa pengembangan MLFF merujuk pada kontrak yang disepakati sebelumnya, dan berkomitmen untuk segera menyelesaikan pekerjaan utama dalam perubahan sistem pembayaran tol di Indonesia.

Keberadaan MLFF dinilai semakin kuat dengan dukungan dari Pemerintah Indonesia setelah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) non-Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada Mei 2024.

Hal itu didasari Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.

RITS menganggap peraturan ini adalah dasar hukum bagi pelaksanaan sistem MLFF yang telah dinantikan oleh pihaknya dan pemangku kepentingan lainnya.

Kehadiran MLFF berbasis satelit disebut sebagai lompatan besar dalam sistem pembayaran tol di Tanah Air, sehingga dapat menciptakan nilai bagi kemajuan teknologi jalan tol di Indonesia. Negara ini juga akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara dalam memanfaatkan sistem MLFF.

“Kami siap. Teknologi kami sudah siap. Kami membutuhkan kolaborasi yang sangat kuat dari ekosistem, dan dalam ekosistem ini, yang sebagian merupakan perusahaan milik negara atau pelaku publik (public players), ini adalah sesuatu yang sangat menjanjikan dengan hasil yang positif,” kata Attila.

“Kami sedang mempertimbangkan dan merencanakan seluruh upaya kami untuk memiliki (pembukuan laporan keuangan perusahaan) Q1 (quartal I) pada kuartal pertama tahun 2025," katanya pula.

Seperti diketahui, sistem pembayaran tol sudah mengadopsi sistem MLFF sejak 12 Desember 2023 yang sedang diuji coba di Jalan Tol Mandara Bali oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

Sistem MLFF diterapkan secara bertahap mulai dari Jalan Tol Mandara Bali pada Oktober 2024. Selama masa transisi ini, sistem yang digunakan adalah Single Lane Free Flow dengan tetap menggunakan pembatas.
Baca juga: Kakorlantas sebut sistem MLFF jadi awal tertib data kendaraan bermotor
Baca juga: Pengamat tekankan implementasi MLFF perlu sosialisasi komprehensif

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024