Sydney (ANTARA) - Riset di Australia memperkirakan bahwa jumlah kematian akibat kanker setiap tahun di seluruh dunia akan meningkat hampir dua kali lipat pada 2050, menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Rabu (6/11).

Studi tersebut memproyeksikan bahwa 18,5 juta orang akan meninggal dunia akibat kanker di seluruh dunia pada 2050, yakni meningkat 89,7 persen dari 9,7 juta pada 2022.

Dalam penelitian yang dipimpin oleh Habtamu Bizuayehu dari Universitas Queensland (UQ), para peneliti menganalisis angka kasus kanker dan kematian akibat penyakit itu untuk 36 jenis kanker di 185 negara.

Kemudian para peneliti memproyeksikan kasus dan kematian akibat kanker di masa depan dengan menerapkan angka tersebut pada prediksi populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk 2050.

Mereka menemukan bahwa jumlah kasus kanker di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat 76,6 persen dari 20 juta pada 2022 menjadi 35,3 juta pada 2050.

Studi tersebut memperikirakan bahwa kasus dan kematian akibat kanker akan meningkat hampir tiga kali lipat pada 2050 di negara-negara berperingkat rendah dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI), yang dikeluarkan PBB, dibandingkan dengan negara-negara dengan HDI yang sangat tinggi.

Kanker paru-paru diperkirakan masih akan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada 2050, mencakup sekitar 19,2 persen dari seluruh kematian akibat kanker secara global, naik dari 18,7 persen pada 2022.

Riset tersebut juga memproyeksikan bahwa jumlah kasus dan kematian akibat kanker akan naik tipis pada pria dibandingkan pada wanita antara periode 2022 hingga 2050. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024