“Kritis kakinya putus,” kata Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur Fredynandus M. Moat Aeng dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Flores Timur korban kritis tersebut diketahui merupakan warga Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura bernama Afonsus (Andi/Us) yang dievakuasi oleh petugas gabungan ke RSUD dr Hendrikus Fernanez, Senin (4/11).
Selain Alfonsus petugas juga mendata sampai dengan Rabu (6/11) ada sebanyak 31 orang yang mengalami luka berat dan 32 orang luka ringan yang dirawat di RSUD dan Puskemas Boru dan Puskesmas Lewolaga.
Baca juga: Badan Geologi sebut Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berpotensi erupsi
Menurut Fredy, Kepala BNPB Suharyanto beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Flores Timur sore ini akan bertolak ke puskesmas dan rumah sakit untuk memastikan korban luka-luka mendapatkan penanganan medis terbaik sehingga kondisinya dapat segera pulih.
Tim petugas gabungan masih bersiaga di lapangan untuk mengevakuasi warga mengingat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dilaporkan masih berlangsung hingga sore ini.
Jumlah pengungsi yang ditangani oleh petugas gabungan ada sebanyak 4.436 orang dari total 10.295 orang warga 14 desa dalam wilayah administrasi tiga kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi.
Para pengungsi tersebut menempati tenda dan bangunan yang disediakan pemerintah di beberapa lokasi antara lain Kecamatan Ile Bura, Titehena, Wulanggitang Kabupaten Flores Timur dan juga beberapa lokasi di Kewante, Talibura di Kabupaten Sikka.
Sementara untuk sembilan orang korban yang meninggal dunia dalam peristiwa erupsi ini juga sudah dievakuasi dan diserahkan oleh tim petugas gabungan kepada pihak keluarga masing-masing.
“Kami mengimbau warga mengikuti rekomendasi dari Badan Geologi dan BNPB untuk mengosongkan daerah yang ada pada radius tujuh kilometer,” imbuhnya.
Baca juga: Mensos pastikan korban erupsi Gunung Lewotobi mendapat bantuan
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024