Dalam diskusi daring yang diadakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diikuti dari Jakarta, Rabu, Prof. Martine van der Ploeg mengatakan solusi berbasis alam dapat ditempuh sebagai salah satu cara melakukan manajemen air termasuk menghadapi potensi bencana hidrometerologi seperti banjir.
"Salah satu contoh solusi berbasis alam adalah menanam beragam varietas vegetasi dengan akar yang berbeda," katanya.
Dengan demikian maka aliran air akan menghadapi sejumlah lapisan dari bagian dalam sampai ke bagian air yang lebih dangkal karena jenis akar yang berbeda.
Dalam kesempatan itu dia juga menjelaskan manajemen air ke depannya membutuhkan kolaborasi antara model hidrologi yang dibuat oleh peneliti dengan pembuat kebijakan untuk mendapatkan gambaran lebih menyeluruh terkait implementasi secara garis besar.
Terutama karena model hidrologi membutuhkan penyesuaian kondisi wilayah implementasi, dengan satu satu model tidak dapat langsung terimplementasi di wilayah lain. Apalagi ditambah keberadaan faktor lain seperti perubahan iklim.
Kolaborasi dibutuhkan juga karena manajemen air yang akan diwujudkan lewat permodelan itu akan berdampak kepada masyarakat.
"Ada juga pertanyaan terkait jenis informasi yang dibutuhkan untuk dapat menggambarkan apa yang dapat kita lakukan dengan permodelan dan efeknya terhadap masyarakat serta pendidikan dan adaptasi," katanya.
Baca juga: Teknologi digital dinilai mampu hadapi tantangan manajemen air di RI
Baca juga: BSA pamerkan teknologi manajemen air PDAM di World Water Forum
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024