Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat sebesar 93 poin menjadi Rp11.593 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.686 per dolar AS.
"Laju mata uang rupiah mulai bergerak positif meski laju dolar AS masih terapresiasi terhadap mata uang lainnya seiring rencana the Fed yang akan menaikan suku bunga lebih cepat dari ditetapkan," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pelaku pasar mencoba mengesampingkan sentimen negatif menjelang keputusan final komisi pemilihan umum (KPU) pada pekan depan dan lebih melihat kepada potensi inflasi sepanjang bulan puasa ini.
"Tidak banyaknya ditemukan laporan mengenai lonjakan harga di beberapa kawasan, pelaku pasar merespon positif karena diasumsikan tidak akan terjadi lonjakan inflasi," katanya.
"Adanya aksi beli terhadap rupiah diharapkan dapat bertahan, sehingga mata uang rupiah dapat terjaga di area positif," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa pelaku pasar juga sedang menanti beberapa data ekonomi Amerika Serikat lainnya seperti klaim tunjangan pengangguran, dan indeks manufaktur sebelum menempatkan dananya ke aset mata uang dolar AS.
"Hasil data itu bisa mengkonfirmasi pemulihan ekonomi AS, bila hasilnya lebih bagus dari ekspektasi maka peluang penguatan dolar AS kembali terbuka," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (18/7), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp11.706 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.668 per dolar AS.
(KR-ZMF/B012)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014