Jakarta (ANTARA) - Indonesia memiliki sejarah panjang atas perjuangan yang tak hanya diisi oleh para kaum lelaki, tetapi juga oleh para wanita yang tangguh dan penuh pengorbanan.

Para pahlawan wanita ini memiliki peran besar dalam berbagai bidang, seperti melawan penjajah, membela hak-hak perempuan, memperjuangkan pendidikan, dan menjaga kehormatan bangsa.

Berikut adalah beberapa pahlawan nasional wanita yang diakui atas jasa-jasanya:

Baca juga: Panduan warna identitas visual Logo Hari Pahlawan 2024

Baca juga: Tema dan makna logo Hari Pahlawan 10 November 2024

1. R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita Indonesia. Lahir di Jepara, Jawa Tengah pada 21 April 1879, Kartini memperjuangkan pendidikan bagi perempuan pribumi.

Melalui surat-suratnya yang penuh gagasan tentang kemajuan wanita, Kartini menginspirasi banyak orang untuk membuka peluang pendidikan bagi perempuan.

Hari lahirnya, 21 April, bahkan diperingati sebagai Hari Kartini, sebagai simbol semangat wanita Indonesia untuk terus maju.

2. Dewi Sartika
​​​​​​​

Dewi Sartika adalah tokoh pendidikan wanita di tanah Sunda yang mendirikan Sekolah Kautamaan Istri pada tahun 1904 di Bandung.

Sekolah ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dasar kepada perempuan agar mereka bisa memiliki keterampilan dasar yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Perjuangan Dewi Sartika dalam dunia pendidikan menjadikannya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1966.

Baca juga: Pedoman kegiatan Hari Pahlawan 2024 di pusat dan daerah

3. Martha Christina Tiahahu
​​​​​​​

Sebagai wanita pemberani dari Maluku, Martha Christina Tiahahu dikenal dalam pertempuran melawan penjajah Belanda bersama ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu.

Ia terlibat dalam perlawanan fisik, bahkan ikut mengangkat senjata di usia muda.

Sayangnya, pada usia 18 tahun, Martha Christina wafat di atas kapal dalam perjalanan menuju pengasingan ke Jawa dan jasadnya dibuang ke lautan.

Pengorbanan dan keberaniannya dikenang sebagai simbol keberanian wanita Maluku.

4. Cut Nyak Dhien
​​​​​​​

Cut Nyak Dhien adalah pahlawan dari Aceh yang gigih melawan penjajahan Belanda. Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam pertempuran, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan tersebut.

Ia memimpin perlawanan di pedalaman Aceh dengan strategi yang cerdik dan semangat yang tak pernah padam.

Pada tanggal 2 Mei 1964, Cut Nyak Dhien diangkat sebagai pahlawan nasional atas keberaniannya.

5. Cut Meutia
​​​​​​​

Cut Nyak Meutia adalah pahlawan wanita lain dari Aceh yang juga berjuang melawan penjajahan Belanda. Setelah kematian suaminya, Pang Nangroe, ia melanjutkan perjuangan dengan mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh.

Dengan keberanian yang luar biasa, Cut Nyak Meutia terus memimpin pasukan hingga akhirnya gugur dalam perang di Alue Kurieng pada tanggal 24 Oktober 1910.

Keberanian dan pengorbanannya membuatnya diangkat sebagai pahlawan nasional.

Baca juga: 10 Pahlawan Nasional bangsa Indonesia

6. Maria Walanda Maramis
​​​​​​​

Maria Walanda Maramis adalah tokoh yang berperan besar dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Sulawesi Utara.

Ia mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya) untuk mengedukasi perempuan dalam bidang keterampilan rumah tangga dan pendidikan anak.

Melalui PIKAT, Maria Walanda Maramis berjuang agar perempuan dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

7. Nyai Ahmad Dahlan
​​​​​​​

Nyai Ahmad Dahlan, atau Siti Walidah, adalah istri dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.

Ia dikenal atas perannya dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan wanita melalui organisasi Aisyah. Nyai Ahmad Dahlan berjuang keras untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan pentingnya pendidikan dan agama.

Ia pun diakui sebagai pahlawan nasional pada tahun 1971.

8. Rasuna Said
​​​​​​​

Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah pejuang wanita dari Sumatra Barat yang terkenal sebagai orator ulung. Ia aktif memperjuangkan hak-hak kaum pribumi dan emansipasi wanita melalui organisasi Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI).

Atas perjuangan dan jasanya, Rasuna Said diabadikan menjadi nama jalan utama di kawasan Kuningan, Jakarta.

Dengan adanya nama-nama di atas dalam kisah perjuangan bangsa Indonesia saat merebut kemerdekaan, membuktikan bahwa sejatinya kaum wanita bukanlah kaum yang lemah.

Jejak perjuangan para srikandi tangguh ini juga masih dilestarikan sebagai semangat kaum perempuan tanah air dalam menjalani perjuangan hak dan emansipasi yang terus disuarakan.

Baca juga: Kemensos beri bantuan untuk keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan

Baca juga: Mensos: Pahlawan tulus berjuang mengutamakan kepentingan bangsa

Baca juga: Asal-usul sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945 dan tujuannya

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024