Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat dan pengunjung untuk tidak mendekati kawasan dan tidak melakukan aktivitas, baik darat maupun laut dalam radius 3 km dari kawah aktif Gunung Iya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.
Baca juga: PVMBG naikkan status Gunung Iya di Ende ke Level III
Imbauan itu menyusul peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Iya di Pulau Flores bagian tengah, dari Level II (Waspada) ke III (Siaga) mulai 5 November 2024, pukul 18.00 Wita.
PVMBG juga mengharapkan masyarakat di sekitar Gunung Iya tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Iya dan senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Kabupaten Ende dan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah Daerah dan BPBD senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Nusa Tenggara serta Pos Pengamatan di Kabupaten Ende.
Gunung api Iya secara administratif berada di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan secara geografis puncaknya terletak pada posisi 8.897° LS, 121.645° BT dan memiliki ketinggian 637 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Gunung Iya di Kabupaten Ende bergejolak
Baca juga: Gunung Iya dan Kelimutu Aktif Normal
Gunung api ini merupakan gunung api strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671 hingga erupsi terakhir tahun 1969, dengan selang waktu erupsi antara 1–60 tahun.
Karakter erupsi Gunung Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama berupa erupsi magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava disertai dengan adanya runtuhan pada puncak.
Terdapat rekahan berkembang di sekeliling kawah aktif Gunung Iya yang menunjukkan zona lemah di dalam gunung api. Rekahan ini yang kemungkinan akan mengakibatkan longsoran besar ke arah laut jika terjadi erupsi Gunung Iya yang akan datang.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024