Jakarta (ANTARA) - Pakar hubungan internasional Faisal Karim menilai bahwa kepenatan terhadap pemerintahan Presiden Joe Biden menjadi salah satu faktor yang dapat memacu potensi kemenangan calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat.

Berdasarkan hitungan cepat hasil Pilpres AS versi Associated Press (AP) yang dipantau hingga 6 November siang, Trump unggul sementara atas pesaingnya Kamala Harris, wakil presiden petahana, dari Partai Demokrat.

“Kita lihat, basis Partai Demokrat muak dengan Harris yang mereka anggap terlibat dalam genosida di Palestina, misalnya, serta ketidakmampuan pemerintahan Biden-Harris dalam menyelesaikan permasalahan Ukraina,” kata Faisal ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Kegagalan menangani persoalan tersebut, kata akademisi dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) itu, membuat sebagian pendukung Partai Demokrat pada akhirnya urung memilih pada pemilu.

“Pada saat yang bersamaan, pendukung Trump solid di bawah Trump, khususnya (mereka yang mendukung) Partai Republik, kaum konservatif, dan kalangan moderat yang semakin prihatin atas perekonomian AS,” kata dia.

Selain lesunya ekonomi dan tingginya inflasi, persoalan imigran ilegal yang terjadi di perbatasan AS-Meksiko turut andil dalam mempengaruhi pilihan masyarakat AS atas presiden yang mereka inginkan, ucap Faisal.

Dengan demikian, ia menyatakan bahwa hal tersebut membuat potensi kemenangan Trump semakin besar, khususnya di saat lembaga-lembaga survei menyatakan bahwa proyeksi hasil Pilpres AS akan terlalu tipis.

Baca juga: Pilpres AS, Trump sementara unggul atas Harris versi hitungan cepat

Berdasarkan data terkini AP, Trump unggul dengan 51,2 persen suara atas Harris yang baru meraup 47,4 persen suara.

Hingga berita ini ditulis, Donald Trump selangkah lebih dekat memenangi Pilpres AS dengan meraih 267 suara elektoral dibanding Harris yang baru mendapat 214 suara elektoral. Capres AS harus melampaui 270 suara elektoral untuk memenangi pemilu.

Pada 5 November 2024 Amerika Serikat mengelar Pemilihan Presiden dan Kongres Ke-60 untuk menentukan presiden ke-47 dan wakil presiden ke-50.

Kamala Harris (60), petahana wakil presiden AS, memenangkan nominasi dari Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mundur dari pencalonan pada pertengahan tahun 2024.

Sementara itu, Donald Trump (78) mencalonkan diri untuk ketiga kalinya secara berturut-turut untuk dapat kembali menguasai Gedung Putih.

Baca juga: Trump unggul di lima negara bagian, Harris di Wisconsin dan Michigan

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024