Getaran ini disebabkan oleh gesekan magma dengan dinding batuan yang diterobos pada saat magma naik ke permukaan. Proses pecahan dan deformasi tanah tersebut bertenaga besar sehingga memicu getaran di permukaan alias gempa.
Jenis gempa ini kerap memberikan informasi tentang keadaan stres di gunung berapi dan kemungkinan pecahnya ruang magma. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi sebelum, selama atau sesudah erupsi gunung api. Melansir dari MAGMA Indonesia, terdapat 2 jenis gempa vulkanik berdasarkan sumbernya, yaitu dalam dan dangkal.
Tipe gempa vulkanik dalam, sumbernya terletak di bawah gunung api pada kedalaman 1 sampai 20 km, biasanya muncul pada gunung api yang aktif. Sementara, tipe gempa vulkanik dangkal, ini kedalamannya kurang dari 1 km dari kawah gunung api yang aktif.
Baca juga: BPBD imbau masyarakat waspadai peningkatan aktivitas Gunung Lamongan
Baca juga: Kota Sanana diguncang gempa 5,4 magnitudo akibat deformasi kerak bumi
Perbedaan gempa vulkanik dengan tektonik
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu terjadi karena pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman.
Gempa bumi ini terjadi sepanjang tiga batas lempeng, yaitu pemekaran lantai samudera/pungggung samudera, daerah subduksi, sesar. Selain itu, gempa bumi ini juga disebabkan oleh peregangan pada interior lempeng, akibat perubahan suhu atau tekanan pada batuan.
Adapun perbedaan gempa vulkanik dan tektonik terlihat jelas dari pemicunya. Gempa vulkanik disebabkan oleh aktivitas gunung berapi karena adanya tekanan gas, sedangkan gempa tektonik terjadi karena pergeseran lempeng.
Selain itu, gempa vulkanik umumnya memiliki kekuatan kecil hingga sedang dan hanya dirasakan oleh penduduk sekitar gunung berapi saja. Sementara gempa tektonik memiliki kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar dan dapat merambah berbagai daerah.
Baca juga: Badan Geologi catat terjadi 34 gempa vulkanik Gunung Ruang
Baca juga: Badan Geologi: Waspadai gempa lokal pengaruhi tinggi letusan Lewotobi
Baca juga: Badan Geologi catat 165 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Awu-Sangihe
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024