Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memetakan titik-titik koordinat wilayah di Jakarta yang diprakirakan mengalami hujan sebagai salah satu upaya mengantisipasi terjadinya banjir.

"BMKG memastikan prediksi cuaca untuk DKI Jakarta itu titik-titiknya dimana saja? Misalnya Jakarta Barat hujan, tapi Jakarta Barat yang mana? Mungkin kalau perlu, misalnya, ada titik-titik koordinat," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan, antisipasi musim hujan dan upaya memitigasi titik-titik banjir menjadi salah satu prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini.

Untuk itu, kata Teguh, berbagai upaya dilakukan termasuk memeriksa kesiapan pompa-pompa pengendali banjir, termasuk Pompa Green Garden di Cengkareng, Jakarta Barat.

Baca juga: Jakpus lakukan pengerukan perbaikan saluran untuk cegah banjir

Dia menuturkan, hadirnya pompa yang dibangun sejak tahun 2021 hingga 2023 membawa dampak yang signifikan dalam mengatasi genangan dan banjir di kawasan Jalan Panjang Perumahan Green Garden Kelurahan Kedoya Utara, Jakarta Barat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen terus merawat pompa ini dan pompa-pompa lain, termasuk sarana dan prasarananya.

"Bagaimana kita terus mampu untuk terus merawat rumah pompa ini. Kemudian dari sisi sarana prasarananya, SDM dan bagaimana peran serta masyarakat antara lain dengan tidak membuang sampah sembarangan," kata dia.

Merujuk data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, saat ini terdapat 577 unit pompa permanen (stasioner) sebagai infrastruktur pengendali banjir yang tersebar di 202 lokasi.

Baca juga: BPBD Jaksel pasang DWS untuk peringatan dini banjir kepada warga

Teguh lalu mengatakan, upaya Pemprov DKI dalam mengantisipasi banjir tak sebatas pada pemanfaatan pompa, tetapi juga memetakan lokasi-lokasi rawan banjir serta pembersihan sampah-sampah di badan air.

Teguh juga meminta seluruh jajaran termasuk Dinas SDA berupaya mengantisipasi banjir. Terlebih hujan yang sudah mulai terjadi menimbulkan genangan di berbagai titik.

"Terkait dengan saluran-saluran, sebagian besar sudah kami kuras. Namun demikian karena keterbatasan kemampuan dan sebagainya, baru sebagian mungkin 50 hingga 60 persen," katanya.

Sisanya belum selesai. "Ini alat-alatnya terbatas. Karena itu terus kami lakukan mitigasi," kata dia.
Baca juga: Banyak pompa pengendali banjir Jakbar rusak akibat sampah celana jins

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024