Pria itu mengeluarkan aroma seperti bahan bakar dan membawa perangkat yang berpotensi berbahaya.
"Sejumlah petugas kami menahan seorang pria yang dihadang saat proses pemeriksaan di Capitol Visitor Center. Pria itu mengeluarkan aroma seperti bahan bakar, membawa obor, dan pistol suar," kata Kepolisian Capitol AS di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Our officers just arrested a man who was stopped during our screening process at the Capitol Visitor Center (CVC). The man smelled like fuel, had a torch & a flare gun.
The CVC is closed for tours for the day, while we investigate. We will provide more information when we can. pic.twitter.com/J5geNud1h2
— The U.S. Capitol Police (@CapitolPolice) November 5, 2024
Pria itu juga membawa dua wadah yang ketika dibuka oleh pihak kepolisian mengeluarkan aroma seperti bensin, tutur seorang pejabat penegak hukum.
Capitol Visitor Center ditutup dari kegiatan tur pada hari itu, sementara investigasi terus berlanjut.
Sejumlah penyelidik melacak jejak pergerakan tersangka dan menemukan kendaraan miliknya di 9th and Maryland Avenue, NE, Washington DC, "yang baru saja dibersihkan," menurut pihak Kepolisian Capitol AS.
Pada 6 Januari 2021, ribuan pendukung Donald Trump menerobos masuk ke dalam gedung Capitol secara paksa, dan mengganggu proses pengesahan pemilihan presiden 2020. Akibatnya, ratusan anggota parlemen terpaksa dievakuasi dalam keadaan panik.
Pemilihan umum (pemilu) tahun ini secara luas dianggap sebagai salah satu pemilu yang paling memecah belah dalam sejarah AS. Menurut survei tahunan yang belum lama ini dirilis oleh American Psychological Association, lebih dari 70 persen orang dewasa di AS mengatakan mereka khawatir hasil pemilu itu dapat menyebabkan tindak kekerasan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024