Kupang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada pemerintah daerah Flores Timur dan juga masyarakat korban erupsi agar mau dipindahkan (relokasi) agar tidak ada korban jiwa lagi jika terjadi lagi bencana yang sama.

"Sebanyak 2.734 kepala keluarga (terdampak) dipindah, dari pada kita ambil risiko. Tidak menimpa kita tapi anak cucu kita (bisa terdampak)," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.

Hal ini disampaikan karena mendapatkan informasi bahwa banyak warga yang tinggal di radius bahaya erupsi gunung Lewotobi laki-laki.

Menurut dia, relokasi ini sangat penting dan menjadi salah satu langkah mitigasi jangka panjang. Sebagian warga pun menyetujui relokasi khususnya warga yang tinggal di radius 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Baca juga: Kepala BNPB tinjau lokasi pengungsian korban erupsi gunung Lewotobi

Baca juga: Wamensos serahkan santunan untuk ahli waris korban erupsi Lewotobi

"Gunung tidak bisa dipindah jadi kita (masyarakat) yang harus pindah ke tempat aman. Mudah-mudahan kita bekerja sama yang baik, relokasi disiapkan dan tanggungjawab pemerintah dan relokasi mandiri juga boleh, pemerintah yang bangunkan rumahnya," kata Suharyanto.

Dirinya juga mendengarkan cerita para pengungsi saat terjadinya erupsi pada Minggu (3/11) yang lalu.

Tak lupa Suharyanto berpesan kepada para masyarakat dan juga perangkat daerah setempat untuk tetap waspada dan bersiaga, mengingat status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di Level IV (AWAS).

Saat meninjau para pengungsi Suharyanto juga secara langsung memberikan bantuan secara simbolis kepada beberapa warga sebagai bentuk kepedulian pemerintah pusat atas warganya yang terdampak bencana.

Melihat status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih dalam kondisi Awas, pemerintah tak bosan mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah untuk selalu menaati arahan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dalam hal ini BNPB, BPBD, PVMBG dan lembaga yang menangani kegunungapian lainnya.

Selain itu tidak diperbolehkan lagi adanya aktivitas, baik itu untuk masyarakat maupun wisatawan dengan cakupan 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Selanjutnya agar mewaspadai adanya potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki ketika hujan deras melanda kawasan puncak gunung tersebut, khususnya di daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.

“Meskipun di hilir tidak terjadi hujan, banjir lahar hujan dapat terjadi,” kata dia.*

Baca juga: Wamensos tinjau pengungsian korban erupsi Lewotobi di Flores Timur

Baca juga: PVMBG naikkan status Gunung Iya di Ende ke Level III

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024