New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat Sabtu sepakat menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara karena program nuklirnya, kurang dari sepekan setelah Pyongyang mengatakan telah melakukan procobaan bom atom. Persetujuan itu tiba setelah beberapa jam pembicaraan intensif Sabtu untuk menemukan konsensus mengenai tanggapan masyarakat internasional pada percobaan tersebut setelah Rusia dan Cina menyampaikan keberatan pada menit terakhir terhadap rancangan usulan AS itu. "Hari ini kita akan mengirim pesan yang jelas dan keras pada Korea Utara," Dubes AS John Bolton mengatakan setelah resolusi itu disahkan. AS telah memimpin seruan pada jawaban internasional yang keras terhadap percobaan Pyongyang itu. Resolusi itu minta pembersihan semua senjata nuklir, senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara, serta menetapkan larangan perjalanan pada para pejabat yang bekerja pada program itu. Resolusi itu minta larangan pada rudal, tank, sistim artileri besar, kapal perang dan pesawat tempur. Resolusi itu juga mengizinkan pemeriksaan muatan ke dan dari Korea Utara untuk mencegah perdagangan gelap. Selain itu, pada keuangan dan sanksi lainnya, langkah yang minta Pyongyang untuk kembali "tanpa prasyarat" ke pembicaraan enam-negara yang macet mengenai program nuklirnya yang negara itu boikot selama hampir satu tahun. Presiden AS George W. Bush sebelumnya menggunakan pidato radio mingguannya untuk minta dewan mensahkan tindakan hukuman yang keras yang akan menunjukkan pada negara komunis terkucil itu bahwa tindakannya memiliki konsekuensi nyata. "Negara di seluruh dunia, termasuk mitra kami di pembicaraan enam-pihak, setuju mengenai perlunya resolusi Dewan Keamanan PBB yang keras yang akan minta Korea Utara untuk membongkar program nuklirnya," kata Bush, seperti dilaporkan AFP. Pada Jumat, Beijing dan Moskow menyampaikan keberatan pada menit terakhir terhadap rancangan usulan AS itu. Kedua sekutu tradisinal Korea Utara itu khususnya keberatan pada tanda penggunaan kekuatan, sementara Rusia juga menginginkan sanksi yang memiliki batasan waktu. AS telah melepaskan selimut embargo senjata pada Korea Utara dalam ranncangan sebelumnya, dan melepaskan kemungkinan bahwa resolusi akhir dewan mungkin akan mengizinkan digunakannya pasukan militer. Pada pejabat AS mengatakan Menlu Condoleezza Rice akan pergi ke Cina, Jepang dan Korea Selatan pekan depan untuk membahas bagaimana melaksnakan sanksi itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006