Bima menyampaikan pernyataan tersebut saat berbicara di depan para praja IPDN Regional Nusa Tenggara Barat, Selasa (5/11).
Pada kesempatan itu, dia menyebutkan sosok mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew sebagai contoh pemimpin yang berhasil membangun negaranya melalui ketiga pilar tersebut.
Ia menjelaskan bahwa integritas adalah fondasi utama yang tidak boleh dikompromi oleh seorang pemimpin. Dia mencontohkan tindakan Lee Kuan Yew yang tidak segan meminta sahabatnya untuk mundur dari jabatan menteri saat melakukan pelanggaran.
“Kata Lee, biarkan itu berdiri menjadi monumen pengingat bagi generasi berikutnya bahwa jangan main-main dengan amanah, dan jangan pernah melanggar integritas,” katanya.
Selain integritas, kata Bima, disiplin juga menjadi prinsip penting dalam kepemimpinan. Dia mengingatkan bahwa kedisiplinan adalah modal bagi seorang pemimpin untuk bisa konsisten dalam menjalankan kebijakan dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam membentuk kepemimpinan yang kuat. Menurut dia, sejumlah pejabat yang membangun karier dari bawah sering kali tergelincir ketika mencapai posisi tinggi sebab hilangnya konsistensi dan integritas.
Baca juga: Ribka Haluk: Birokrat dari Papua yang jadi Wamendagri untuk Papua
Baca juga: Bima Arya Sugiarto: Dari Wali Kota menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024