Kelima produsen logam nasional yang terlibat tersebut, yaitu PT Auri Steel Metalindo, PT Golden Agin Nusa, PT Fumira, PT Sunrise Steel, dan PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills yang menampilkan beragam produk logam untuk kebutuhan konstruksi seperti baja ringan, pintu baja, billet dan rod untuk konstruksi, serta genteng metal.
"Pameran ini merupakan ajang penting bagi Indonesia untuk mempromosikan industri logam dalam negeri sehingga bisa membuka peluang akses pasar dan kerja sama internasional,” kata Direktur Industri Logam Kemenperin Rizky Aditya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menperin ungkap program prioritas capai pertumbuhan ekonomi 8 persen
Melalui fasilitasi pameran ini, Kemenperin berharap para pelaku industri logam tersebut bisa memperkenalkan produk konstruksi Indonesia dengan kualitas yang dapat bersaing di pasar global.
"Perwakilan Indonesia pada acara tersebut diharapkan mampu mengenalkan produk logam dalam negeri dengan inovasi dan teknologi mumpuni yang dimiliki masing-masing perusahaan,” kata dia.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang PUPR dan Infrastruktur Insannul Kamil mengapresiasi langkah yang diambil Kemenperin dalam memajukan sektor logam dalam negeri, sehingga dapat memperluas pasar ekspor melalui keikutsertaan dalam pameran ini.
"Luar biasa partisipasi Indonesia yang dibawa oleh Kementerian Perindustrian dengan membawa lima industri konstruksi yang berbasis metal. Mudah-mudahan industri Indonesia semakin maju ke depannya dan mampu memberikan manfaat bagi seluruh Indonesia,” katanya.
Pameran ICW and BuildXpo Malaysia merupakan salah satu pameran industri konstruksi terbesar di Malaysia dengan menyediakan ruang pameran seluas hampir 10.000 meter persegi dan menampilkan sekitar 500 booth dengan 200 exhibitor.
Baca juga: Menperin dan Menteri PPN bahas arah industrialisasi RI
Baca juga: Mobil buatan RI dijual ke Vietnam, Menperin: Bangun citra industri
Baca juga: Kemenperin kembali sebut produk impor buat PMI manufaktur kontraksi
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024