Staf Ahli Kepala BGN Ikeu Tanziha mengatakan di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, bahwa ada sejumlah oknum yang dapat menyalahgunakan informasi Makanan Bergizi Gratis. Ikeu menyebutkan bahwa pihaknya tidak membutuhkan perantara seperti itu.
"Kalau misalnya mau bikin dapur ya, nanti boleh. Jadi apakah dapur yang mau dibikin itu sama nggak dengan titik yang ada di BGN gitu," ujar Ikeu.
Dia mengatakan, BGN memiliki data geospasial untuk menentukan lokasi dapur-dapur untuk program tersebut. Untuk sekolah yang terjauh yang dilayani satu unit pelayanan atau dapur, katanya, berjarak 2 km, yang dapat ditempuh sekitar 30 menit.
Apabila satu unit telah mencakup 3 ribu anak, katanya, titik baru akan dicarikan lagi.
"Jadi dapur-dapur itu tuh ada titik-titik yang sudah ditentukan, jadi nggak sembarangan," dia menjelaskan.
Dia menjelaskan, di Pulau Jawa terdapat 50 titik, sedangkan terdapat 32 titik di luar Pulau Jawa. Adapun unit pelayanan, katanya, dapat disediakan oleh BGN, BGN bersama Kodim, bahkan oleh masyarakat apabila berminat untuk berpartisipasi menyediakan lahan dan bangunannya untuk program itu.
Ikeu menambahkan, tiap daerah dapat memilih sarapan atau makan siang gratis, tergantung kebutuhan mereka. Selain itu, katanya, menu dibebaskan sesuai dengan potensi pangan lokal, namun kandungan gizi harus tetap seimbang.
Dia menilai bahwa untuk jangka panjang program tersebut untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya peningkatan IQ, agar sejajar dengan negara maju.
"Apa sih yang menyebabkan anak-anak itu IQ-nya rendah? Yang salah satunya adalah karena kemiskinan, terus kurang akses, atau karena pola makan yang salah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, guna menyukseskan program tersebut.
Baca juga: Pentingnya pemenuhan gizi seimbang dengan optimalkan sumber daya lokal
Baca juga: Budi Arie upayakan tak ada komponen impor dalam pasokan makan bergizi
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024