London (ANTARA News) - Serangan udara balasan Israel di Gaza adalah kesengajaan berlebihan dan hukuman bersama, kata Wakil Perdana Menteri Inggris Nick Clegg pada Kamis dalam kecaman luat tidak biasa dari sekutu dekat, Inggris.
Clegg membuat tanggapan itu pada hari kesepuluh pertempuran Israel dengan Hamas selama gencatan senjata kemanusiaan lima jam, yang mendorong penghentian sementara serangan udara Israel dan serangan roket dari wilayah kantung Palestina -Gaza- ke Israel.
"Saya sekarang betul-betul berpikir bahwa Israel tampak sengaja berlebihan. Itu sekarang menjadi bentuk berlebihan dari hukuman bersama," kata Clegg, pemimpin Demokrat Liberal, mitra kecil pemerintah gabungan negara itu, kepada stasiun radio LBC, Inggris.
"Saya sekarang betul-betul menyeru pemerintah Israel berhenti. Mereka sudah menunjukkan maksud mereka," katanya. Ia menyatakan menghormati hak Israel mempertahankan diri.
Pejabat kesehatan Gaza menyatakan sedikit-dikitnya 224 orang Palestina, kebanyakan warga, tewas dalam pertempuran itu. Di Israel, satu warga tewas akibat roket dari Gaza, tempat tentara Israel menyatakan lebih dari 1.300 roket diluncurkan ke negara Yahudi itu.
Kemelut itu sebagian besar dipicu oleh pembunuhan atas tiga remaja Israel di daerah jajahan Tepi Barat pada bulan lalu dan kematian seorang pemuda Palestina akibat dugaan pembunuhan balas dendam pada 2 Juli.
Mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton memperingatkan Israel mengenai pengucilan diri dari dunia karena berulang kali bentrok di Gaza, setelah empat anak tewas di pantai.
"Dalam jangka panjang, tidak baik bagi Israel terus mengucilkan diri dari dunia, karena tidak ada upaya layak bagi perdamaian," kata Clinton kepada saluran berita India NDTV, Rabu.
"Dalam jangka pendek dan menengah, Hamas dapat menimbulkan berita mengerikan pada kerusakan Israel dengan memaksa membunuh warga Palestina untuk melawan Hamas," tambahnya.
Hamas memiliki siasat memaksa Israel membunuh warga Palestina, sehingga seluruh dunia akan mengutuk mereka, sementara Israel tidak bisa tampak seperti orang bodoh dengan tidak menanggapi serangan peluru kendali berat.
Clinton, yang saat menjabat presiden mendorong keras kesepakatan perdamaian terpadu di temu puncak Camp David pada 2000, mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan pembicaraan sungguh-sungguh, demikian Reuters.
(B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014