Jakarta (ANTARA) -
“Program pemeriksaan kesehatan gratis ini akan berdampak positif bagi masyarakat," kata Adib dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Adib mengatakan, inisiatif ini juga akan meningkatkan upaya deteksi dini penyakit, peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan, dan mengurangi beban pembiayaan dari penyelenggaraan pengobatan.
Secara luas, program ini berkontribusi pada pencapaian target pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait kesehatan dan kesejahteraan.
Baca juga: Anggota DPR dukung program cek kesehatan gratis pada tahun 2025
Selain itu, inisiatif ini tidak hanya memberikan akses kesehatan yang lebih merata bagi masyarakat, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
PB IDI mendukung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat dengan merekomendasikan sejumlah hal di antaranya, menjamin ketersediaan tenaga medis yang kompeten dan peralatan yang memadai di setiap fasilitas kesehatan; melakukan pelatihan berkelanjutan bagi tenaga medis untuk meningkatkan keahlian dalam deteksi dini penyakit.
Seanjutnya, memastikan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan; memperluas cakupan program ke daerah-daerah terpencil dan masyarakat marginal; menambahkan jenis pemeriksaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Berikutnya, meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program; dan melakukan kampanye sosialisasi secara masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
Kemudian, melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas program dan melakukan perbaikan jika diperlukan; mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk mendukung pengambilan keputusan.
Baca juga: Wamenkes: Skrining kesehatan gratis disesuaikan dengan kelompok usia
Rekomendasi selanjutnya, memaksimalkan fungsi dan manfaat aplikasi SATU Sehat dari Kementerian Kesehatan RI sebagai platform yang mengelola data pemeriksaan kesehatan seumur hidup terpadu untuk memantau pemeliharaan dan sarana promosi kesehatan; dan sosialisasi pada masyarakat untuk memanfaatkan Personal Health Record (rekam medis individu) yang berisi informasi kesehatan.
Studi kasus di negara Jepang yang juga menerapkan sistem pemeriksaan kesehatan bagi penduduknya, teridentifikasi sejumlah masalah, diantaranya kurangnya standar yang seragam untuk informasi hasil pemeriksaan kesehatan, kurangnya platform terpadu untuk menyimpan dan berbagi informasi, pengelolaan data informasi mengenai bayi dan siswa secara terpisah/ tidak terpadu, manajemen informasi dan pendidikan kesehatan dari bayi hingga pekerja dan lansia belum dilakukan.
Adib menyatakan program pemeriksaan kesehatan gratis merupakan langkah awal yang baik dalam mewujudkan Indonesia yang sehat.
Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, program ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ia menambahkan, IDI sebagai organisasi profesi dokter senantiasa siap menjadi mitra strategi pemerintah dan berkolaborasi untuk memastikan keberhasilan program ini untuk mewujudkan Indonesia yang sehat.
“Mari bersama-sama kita dukung dan kawal program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Adib.
Baca juga: Anggota DPR: Benahi ketimpangan faskes untuk skrining kesehatan gratis
Baca juga: Menkes sebut pemenuhan gizi program makan gratis belum dibicarakan
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024