Islam benar-benar memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada kemanusiaan baik dalam keadaan hidup maupun keadaan mati

Jakarta (ANTARA) - Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Afifuddin Muhajir mengatakan bahwa agama Islam memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap nilai kemanusiaan yang tercermin baik oleh ayat-ayat Al Quran maupun hadits nabi.

"Islam benar-benar memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada kemanusiaan baik dalam keadaan hidup maupun keadaan mati," kata Afifuddin dalam Konferensi Internasional Humanitarian Islam di Jakarta, Selasa.

Ia menuturkan, penghormatan yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia tidak akan terwujud secara sempurna kecuali mereka menanamkan nilai muamalah atau hubungan sosial antar-manusia yang terjalin oleh rasa kasih sayang, keadilan, dan kesetaraan.

"Muamalah yakni hubungan-hubungan sosial yang diikuti oleh rasa kasih sayang, keadilan, dan kesetaraan," ujar Afifuddin.

Ia menjelaskan, dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad mengajak umatnya untuk memiliki rasa kasih sayang kepada makhluk ciptaan Allah yang ada di bumi.

"Sayangilah makhluk Allah yang ada di bumi, niscaya kalian akan mendapatkan kasih sayang makhluk-makhluk Allah yang ada di langit," katanya mengutip hadits itu.

Mengenai rasa keadilan, Afifuddin mengatakan bahwa di dalam Al Quran terdapat beberapa ayat yang mewajibkan manusia untuk berlaku adil kepada siapapun tanpa memandang latar belakang apapun, termasuk agamanya. Al Quran juga mengingatkan jangan sampai kebencian terhadap suatu kelompok masyarakat memunculkan perlakuan tidak adil kepada kelompok tersebut.

Sedangkan untuk rasa kesetaraan, ujar Afifuddin, hal tersebut tercermin oleh kalimat tauhid yakni "tiada Tuhan selain Allah". Menurutnya, kalimat tersebut menyatakan bahwa tidak boleh ada manusia yang menghamba kepada manusia lain sehingga kedudukan seluruh umat manusia dianggap setara di mata agama.

"Ini menunjukkan bahwa benar-benar ada kesetaraan antar-umat manusia," ujar Afifuddin.

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024