Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementrian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa tren untuk mematuhi prinsip Kebijakan Satu China (One China Policy) tidak dapat dihentikan.

China siap membuka babak baru dalam hubungannya dengan negara-negara yang belum menjalin hubungan diplomatik, termasuk Palau, berdasarkan prinsip Satu China, kata Mao Ning, Senin (4/11).

Mao menyampaikan pernyataan tersebut dalam taklimat media rutin saat diminta untuk merespons komentar presiden Palau tentang China.

Menurut laporan, Presiden Palau Surangel Whipps, yang juga merupakan calon presiden berikutnya dalam pemilihan umum negara itu, mengklaim bahwa China telah meningkatkan tekanan dan memintanya untuk memutus "hubungan diplomatik" negara itu dengan Taiwan.

Calon presiden lainnya, yakni Tommy Esang Remengesau Jr., membantah analisis dan komentar yang melabeli dirinya sebagai pro-China.

Mao mengatakan bahwa di seluruh dunia, sebanyak 183 negara telah menjalin hubungan diplomatik dengan China berdasarkan prinsip Satu China.

Dengan demikian, dia menekankan bahwa tren historis umum untuk mendukung prinsip Satu China tidak dapat dihentikan.

Hanya sejumlah kecil negara di dunia, termasuk Palau, yang masih mempertahankan apa yang disebut sebagai "hubungan diplomatik" dengan Taiwan, kata Mao.

Jubir Kemenlu China itu menambahkan bahwa praktik semacam itu tidak hanya bertentangan dengan kepentingan negara-negara itu dan rakyatnya serta Resolusi Sidang Majelis Umum PBB 2758, tetapi juga melanggar kedaulatan China.

"China mendesak negara-negara ini untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, berdiri di sisi sejarah yang benar, dan membuat keputusan yang tepat dan benar-benar memenuhi kepentingan fundamental dan jangka panjang mereka sesegera mungkin," katanya.

Mao mengutip pepatah China yang berbunyi "mereka yang menyesuaikan tindakan mereka dengan zaman adalah orang bijak."

Dia mengatakan "akan sangat baik bagi China untuk melihat orang-orang yang memiliki visi di negara-negara ini untuk menyadari tren sejarah dan zaman yang berlaku serta menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China dan memilih berdiri di sisi yang benar sesegera mungkin."

"Tidak ada kata terlambat untuk menjalin persahabatan baru. China siap membuka babak baru dalam hubungan dengan negara-negara ini berdasarkan prinsip Satu China," ujar Mao.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024