Dalam pidato pembukaannya, Menteri Ekonomi dan Keuangan Kamboja Aun Pornmoniroth mengatakan bahwa forum tersebut sangat penting untuk mempromosikan lebih lanjut kerja sama antara Kamboja dan China, khususnya di bidang teknologi, inovasi, dan ekonomi digital.
"Bagi Kamboja, pengembangan ekonomi digital dianggap sebagai penggerak penting dalam proses pembangunan ekonomi," ujar dia dalam forum yang dihadiri oleh sekitar 250 peserta itu.
Pornmoniroth, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri Kamboja, mengatakan bahwa pengembangan teknologi digital merupakan salah satu prioritas utama dalam Strategi Pentagonal Tahap 1 Pemerintah Kamboja.
Dia pun menyebutkan bahwa teknologi digital akan membantu Kamboja mencapai visinya untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2050.
"Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi digital telah berkembang pesat dan menjadi tumpuan baru dalam mendukung dan memastikan ketahanan ekonomi," ucapnya.
"Teknologi digital telah memacu inovasi-inovasi baru yang berkontribusi pada penciptaan nilai tambah, peningkatan produktivitas, dan efisiensi kerja, serta menjadi katalisator perdagangan global dan konektivitas ekonomi," tambahnya.
Pornmoniroth menilai bahwa Kamboja dan China telah bekerja sama dengan erat dalam mempromosikan ekonomi digital, dan negara Asia Tenggara itu menjalin kerja sama dengan perusahaan China Alibaba untuk mendongkrak perdagangan elektronik (e-commerce) serta dengan UnionPay International dan Ant International's Alipay+ untuk mendukung pembayaran kode respons cepat (quick response/QR) lintas perbatasan.
Dalam acara tersebut, Asosiasi Profesional Ekonomi Digital Kamar Dagang China di Kamboja pun diluncurkan.
Pornmoniroth berharap asosiasi tersebut akan memainkan peran terdepan dalam mempromosikan inovasi digital, melahirkan talenta digital, serta meningkatkan penggunaan teknologi digital.
Duta Besar China untuk Kamboja Wang Wenbin memuji Kamboja atas perkembangan ekonomi digitalnya yang pesat, dan mengaku kagum dengan peningkatan signifikan dalam pembayaran seluler melalui ponsel pintar.
Wang sangat senang melihat kerja sama ekonomi digital China-Kamboja berkembang dengan baik, serta mengungkapkan China akan terus membantu Kamboja mencapai target 100 persen cakupan internet berkecepatan tinggi di daerah perkotaan, dan 70 persen cakupan di daerah pedesaan, pada 2025.
"Perusahaan-perusahaan China di Kamboja sepenuhnya memanfaatkan keunggulan teknologi sendiri untuk mempromosikan teknologi-teknologi emerging seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), teknologi awan (cloud), dan pembayaran seluler di Kamboja, membantu negara kerajaan ini meningkatkan level digitalnya dan mempromosikan transformasi digital," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Kamar Dagang China di Kamboja Lin Shiqiang mengatakan China Unicom, Huawei, dan perusahaan lainnya memainkan peranan yang sangat penting dalam membangun kabel bawah laut Kamboja-China, yang memberikan dukungan kuat untuk integrasi dan konektivitas yang mendalam dari ekonomi digital kedua negara.
Profesor senior Universitas Internasional BELTEI di Phnom Penh, Joseph Matthews, menuturkan bahwa China menjadi pendukung besar bagi pembangunan sistem digital Kamboja.
"China memiliki sebuah kebijakan untuk berbagi kekayaan dan teknologi dengan negara-negara sahabat, seperti Kamboja," ujar Matthews kepada Xinhua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024