"Kondisi bayi gajah yang lahir dari induk bernama Ngatini dan pejantan Robin dalam keadaan sehat dan sudah aktif menyusu," kata Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Riau Genman Suhefti Hasibuan saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Selasa.
Baca juga: Seekor bayi gajah sumatera lahir di Pelalawan Riau
Dia mengatakan bayi gajah tersebut lahir pada Senin (4/10) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Setelah itu pihaknya segera mengambil tindakan dengan memberikan obat suporatif berupa vitamin pada induk gajah.
Menurut Genman, bayi satwa berbadan tambun ini lahir dari induk gajah Ngatini yang berusia 24 tahun. Ngatini merupakan satwa yang berhasil dievakuasi dari konflik di Bencah Kelubi, Tapung, pada 2005 lalu.
Baca juga: Bayi gajah sumatera lahir di Barumun
Sedangkan pejantan Robin berusia 25 tahun. Robin merupakan hasil penyelamatan anak gajah yang terpisah dari induknya pada 2005 di Rokan Hulu.
"Kedua gajah tersebut dipindahkan dari PLG Minas dan menjadi bagian dalam mengisi biodiversitas di TWA Buluh Cina pada 2017," ujar Genman.
Bayi gajah tersebut diketahui merupakan anak kedua dari Ngatini dan Robin. Anak pertama gajah Ngatini lahir di TWA Buluh Cina pada 3 Juli 2020. Proses bunting gajah tersebut selama 22 bulan dan telah diberi nama Damar oleh Gubernur Riau saat itu, Syamsuar.
Baca juga: Bayi gajah jantan kembali lahir di Taman Nasional Way Kambas
Nama tersebut diambil dari nama jenis pohon meranti yang bisa juga bermakna pelita. Adanya satwa melahirkan ini menunjukkan bahwa TWA Buluh Cina sebagai salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau masih cukup kondusif untuk mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar yang dilindungi.
Pewarta: Bayu Agustari Adha/Annisa Firdausi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024