Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyediakan intelijen kesehatan di setiap puskesmas di seluruh wilayah NTB sebagai pemantau adanya kejadian luar biasa di setiap wilayah.
"Kami di level puskesmas sudah ada petugas yang memantau selama 24 jam kalau ada potensi kejadian luar biasa, kalau bahasa saya, kami punya intelijen kesehatan," kata Kepala Dinkes NTB Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Selasa.
Baca juga: Dinkes NTB ingatkan masyarakat waspadai demam berdarah dengue
Di 176 puskesmas yang ada di NTB, Fikri menuturkan bahwa setiap puskesmas memiliki minimal dua intelijen kesehatan. Jumlah tersebut bisa bertambah tergantung luas wilayah.
Secara spesifik, dia menjelaskan tugas intelijen kesehatan adalah melaporkan dan memantau kondisi di wilayah terkait adanya kejadian luar biasa dan langsung melaporkannya ke pusat.
“Kalau ada kejadian luar biasa, sudah tembus sampai ke pusat bahwa sistem peringatan dini sudah jalan. Kami bisa baca di dashboard provinsi, dan pusat pun tahu,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Mataram terapkan integrasi layanan primer di puskesmas
Fikri menambahkan bahwa salah satu kejadian luar biasa yang muncul belakangan adalah peningkatan kasus demam berdarah dengue atau DBD saat musim hujan. Intelijen kesehatan bertugas memberikan peringatan dini dan melaporkan ke pusat untuk penindakan.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah kasus kejadian luar biasa pada tahun 2022 ada sebanyak 111 kali kejadian dengan jumlah kasus sebanyak 2.426 orang dan 7 orang meninggal dunia.
Baca juga: Dinkes Mataram gencarkan PSN antisipasi lonjakan kasus DBD
Sedangkan, kejadian luar biasa pada tahun 2023 sebanyak 103 kali dengan jumlah kasus sebanyak 1.427 orang dan 19 orang meninggal. Meskipun angka kasus menurun, namun jumlah kematian meningkat.
Pewarta: Sugiharto Purnama dan Nurmita
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024