Jakarta (ANTARA) - Mayoritas Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Jakarta Barat hingga saat ini berasal dari dalam kota, sedangkan sisanya dari luar.

Kepala Suku Dinas Sosial (Kasudinsos) Jakarta Barat Suprapto saat dihubungi menjelaskan, sejak Januari sampai dengan Oktober 2024, terdapat sebanyak 1.394 orang PPKS yang terjaring dan 60 persen di antaranya berasal dari Jakarta, sedangkan 40 persen dari luar Jakarta.

PPKS yang berasal dari luar Jakarta, kata Suprapto, mayoritas dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Kalau yang dari Sumatera itu sedikit, bisa dihitung jari," katanya.

Lebih lanjut, Suprapto mengungkapkan bahwa dari 1.394 orang PPKS itu, kategori gelandangan yang paling banyak dijaring.

Baca juga: 825 PPKS dirazia di Jakarta Pusat

"Gelandangan paling banyak, 600 orang, terus psikotik 322 orang, pengamen 132, sisanya joki, pak ogah, pengemis dan seterusnya,” katanya.

Lebih lanjut, ia merinci hasil penertiban per bulan selama 2024 yakni Januari sebanyak 106 orang, Februari 118, Maret 190, April 99, Mei 110, Juni 105, Juli 230, Agustus 150, September 163 orang dan Oktober 123 orang.

“PPKS yang dijaring, sesuai prosedur langsung dibawa ke Panti Sosial Kedoya untuk pembinaan," kata Suprapto.

Adapun penertiban itu, kata Suprapto, dilakukan dalam rangka penegakan Perda DKI Jakarta No 8 Tahun 2000 tentang Ketertiban Umum.

"Penertiban rutin, kita gelar, biasanya di titik-titik rawan seperti perempatan atau lampu merah di delapan kecamatan," katanya.

Baca juga: Pemkot Jakpus tangkap delapan PPKS saat Operasi Bina Tertib Praja

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024