"Ketika hujan sebentar saja dan air tergenang, potensi tumbuhnya jentik nyamuk menjadi tinggi," ujarnya di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan demam berdarah dengue merupakan penyakit yang diakibatkan infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: Dinkes Mataram gencarkan PSN antisipasi lonjakan kasus DBD
"Gejala demam berdarah dengue dapat berupa demam, nyeri belakang mata, nyeri sendi, mual, muntah, dan kulit muncul bintik-bintik merah," ujarnya.
Fikri menyampaikan bahwa masyarakat perlu mewaspadai demam berdarah karena beberapa wilayah telah melaporkan peningkatan kasus tersebut.
"Ada beberapa lokasi kemarin melaporkan kasus demam berdarah dengue sudah mulai ada peningkatan, bahkan ada yang sampai dirujuk,” ucapnya.
Baca juga: Dinkes Sulbar minta masyarakat tingkatkan kewaspadaan terhadap DBD
Fikri menekankan pentingnya menjaga sanitasi lingkungan untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan, seperti demam berdarah dengue. Sanitasi yang buruk dapat berkontribusi hingga 42 persen terhadap masalah kesehatan.
Selain demam berdarah dengue, menurut dia, penyakit lain seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan penyakit kulit juga bisa meningkat akibat sanitasi yang kurang baik.
Ia menyebutkan tidak semua masyarakat sadar terhadap pentingnya kesehatan lingkungan, terutama masyarakat yang posisinya harus terus diingatkan akan hal itu. Oleh karena itu, puskesmas sebagai garda terdepan harus terus mengedukasi masyarakat.
Baca juga: Dinkes Lampung Selatan gencarkan PSN antisipasi lonjakan kasus DBD
"Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dan kebutuhan dasar itu menjadi prioritas pemerintah," kata Fikri.
Pewarta: Sugiharto Purnama dan Nurmita
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024