"Ada 542 BTS yang menjadi prioritas untuk penyelesaian, di antaranya adalah di Papua yang memang medannya berat," ujar Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam rapat kerja perdana dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa.
Meutya mengatakan dalam upaya untuk mengatasi tantangan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan TNI guna memetakan kesiapan akses ke wilayah-wilayah tersebut.
Baca juga: Satgas BAKTI laporkan capaian penuhi penugasan dari Menkominfo
"Kita sudah berkonsultasi dengan TNI ada beberapa yang memang untuk masuk masih perlu pendalaman apakah kita siap bersama untuk masuk karena daerahnya dianggap atau medannya dianggap agak sulit untuk dijangkau," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Meutya turut menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan penggelaran infrastruktur dan penyediaan layanan sinyal 4G yang merata bersama penyelenggara seluler di wilayah non 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dengan target sebanyak 65 desa.
Hingga kini, kata dia, Indonesia telah mencapai 97 persen konektivitas, tetapi masih terdapat tantangan dalam hal kualitas sinyal. Menurutnya, masih ada wilayah menggunakan jaringan 2G, yang berdampak pada lambatnya koneksi internet.
Baca juga: Menkominfo harap kecepatan internet tembus 100 Mbps dalam lima tahun
Oleh karena itu, dalam prioritas jangka pendek, pihaknya akan meningkatkan kapasitas jaringan agar layanan internet tidak hanya lebih luas, tetapi juga lebih cepat di seluruh wilayah.
"Prioritas jangka pendek kita adalah meningkatkan kapasitas sehingga di beberapa daerah koneksi internetnya juga bisa lebih cepat. Tidak hanya luas tapi juga lebih cepat," kata Menkomdigi.
Kemenkomdigi telah menyelesaikan pembangunan 5.321 base transceiver station (BTS) 4G dari total 5.618 BTS yang ditargetkan dibangun Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di daerah 3T.
Baca juga: BAKTI gandeng 30 pemda sepakati perjanjian pinjam pakai lahan BTS
Baca juga: BAKTI masih lakukan survei untuk pembangunan BTS di area kahar
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024