Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan Sp.A Subsp. End. FAAP FRCPI mengatakan anak yang baru lahir perlu dilakukan skrining tiroid untuk mencegah disabilitas intelektual dan penurunan IQ.
“Publikasi di dunia satu dari 2.000 sampai 2.500 setiap kelahiran itu hipotiroid kongenital kalau tanpa diobati IQ-nya di bawah 70, disabilitas intelektual,” kata Aman dalam konferensi pers penyerahan White Paper Tiroid di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Ahli tekankan skrining hipotiroid kongenital saat anak baru dilahirkan
Anak dengan hipotiroid juga memiliki jantung yang lemah dan berisiko anemia.
Maka itu ia mengatakan setiap pihak baik pemerintah sampai orang tua harus sadar akan pentingnya deteksi dini hiper dan hipotiroid untuk menyelamatkan kecerdasan anak dan kelangsungan hidupnya di masa depan.
Baca juga: Dokter: Masyarakat tak perlu cemas jika tak kunjung dapatkan hasil SHK
“Indonesia negara kepulauan paling besar di dunia, di Jakarta beberapa rumah sakit beda jadi membuat standarnya paling sulit. Secara sistem seharusnya bayi baru lahir langsung periksa lab dan begitu keluar hasil (hipotiroid) harus diterapi,” kata Aman.
Aman mengatakan orang tua harus menyadari adanya benjolan yang teraba di antara nodul atau kelenjar tiroid sekitar leher, dari pemeriksaan itu anak harus segera periksa antibodi dan skintigrafi.
Baca juga: Dokter: Hipotiroid kongenital tidak bergejala saat bayi lahir
Baca juga: Dokter: Semua bayi bisa mengalami hipotiroid kongenital
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024