Investor bersiap menghadapi pemilihan presiden AS yang diawasi ketat dan keputusan kebijakan Federal Reserve terbaru
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, ditutup menguat di tengah pasar menantikan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).

Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah naik empat poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.749 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.753 per dolar AS.

“Investor bersiap menghadapi pemilihan presiden AS yang diawasi ketat dan keputusan kebijakan Federal Reserve terbaru,” kata ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Reny menuturkan ketidakpastian Pemilihan Umum (Pemilu) AS juga membebani pasar, dengan jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara Kamala Harris dan Donald Trump dan pertanyaan tentang kendali Kongres di masa mendatang.

Meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan merebut kembali Gedung Putih bulan ini, dengan kebijakan yang diusulkannya mengenai imigrasi, pemotongan pajak, dan tarif yang berpotensi memicu inflasi AS.

Investor juga fokus pada pemangkasan suku bunga 0,25 persen yang diantisipasi Federal Reserve, mencari sinyal inflasi dan pasar kerja.

Data AS terkini memperkuat pandangan bahwa Fed mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap pemotongan suku bunga daripada yang diperkirakan sebelumnya. Ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,8 persen di kuartal III-2024. Angka pengeluaran dan penjualan pribadi yang kuat menunjukkan belanja konsumen yang solid.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 4,95 persen year-on-year (yoy) pada triwulan III-2024.

Perekonomian Indonesia tumbuh secara kumulatif (c-to-c) sebesar 5,03 persen sejak Januari hingga September 2024.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun ke level Rp15.766 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.751 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah merosot menjelang rilis PDB Indonesia triwulan III-2024
Baca juga: BI dorong pemahaman dan risiko produk keuangan lewat Symphony Rupiah
Baca juga: Pefindo proyeksi penerbitan obligasi korporasi Rp132 triliun di 2024


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024