Jakarta (ANTARA) - Indonesia Narcotic Watch (INW) mengapresiasi Bareskrim Polri karena telah berhasil mengungkap sindikat narkoba di berbagai daerah dalam dua bulan terakhir dalam rangka mendukung misi Astacita Presiden RI Prabowo Subianto.
Dilansir dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktur Eksekutif INW Budi Tanjung mengatakan bahwa berdasarkan pemantauan INW, Dittipid Narkoba Bareskrim Polri telah intensif membongkar jaringan pengedar narkoba, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Dalam pengungkapan itu, Bareskrim berhasil mengungkap tiga jaringan besar pengendali narkoba, salah satunya adalah jaringan Fredy Pratama, dengan barang bukti yang disita mencapai dua ton, terdiri dari narkoba jenis sabu, ganja, serta berbagai jenis narkotika.
Prestasi ini sejalan dengan prioritas utama dalam program 100 hari kerja Presiden Prabowo, yaitu pemberantasan narkoba sebagai bagian dari Astacita.
“Kerja keras Kabareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada dan anak buahnya ini patut diapresiasi sebagai bukti komitmen Polri untuk memberantas kejahatan narkoba hingga ke akar-akarnya,” ucapnya.
Meski demikian, INW juga menyoroti tingginya angka pengungkapan dan penindakan kasus narkoba yang mengindikasikan adanya kekurangan dalam upaya pencegahan.
Budi mengatakan bahwa menurut data Bareskrim, pada tahun 2024 Polri telah mengungkap 17.855 kasus narkoba dengan barang bukti sabu sebanyak 2.194.560 gram. Pengungkapan itu secara statistik bermakna telah menyelamatkan 10 juta jiwa.
Namun, hasil survei nasional prevalensi penyalahgunaan narkotika pada 2023 menunjukkan bahwa angka prevalensi sebesar 1,73 persen atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia yang berusia 15-64 tahun. Data ini menunjukkan adanya peningkatan penyalahgunaan narkotika secara signifikan pada kalangan kelompok umur 15-24 tahun.
“Keberhasilan bangsa dalam mengatasi masalah narkoba seharusnya tidak diukur dari tingginya angka penindakan semata, tetapi juga dari rendahnya angka penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Ini hanya dapat dicapai jika aspek pencegahan ditingkatkan,” ujarnya.
INW pun berharap sinergisitas antarlembaga dalam memerangi tidak hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga pencegahan yang lebih intensif melalui edukasi, kampanye antinarkoba, dan pemberdayaan masyarakat.
Lembaga itu turut mengajak semua pihak, termasuk masyarakat, untuk bersama-sama mendukung upaya pencegahan narkoba demi terciptanya lingkungan yang bebas narkoba dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
INW juga mengingatkan pentingnya meningkatkan transparansi dan penegakan hukum terhadap oknum aparat yang terlibat dalam jaringan narkoba.
Budi menyebut bahwa transparansi, integritas, dan ketegasan dalam menegakkan hukum adalah kunci untuk memastikan bahwa narkoba tidak lagi memiliki tempat di negeri ini.
Oleh karena itu, INW menantikan langkah konkret dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dan Kepala BNN Marthinus Hukom untuk melakukan pembersihan internal di lingkungan mereka.
“INW mengingatkan jangan sampai ada lagi oknum anggota yang bermain-main dengan sindikat narkoba. Kalau masih ada yang terbukti terlibat, saya minta agar Pak Kapolri sikat dan pecat saja oknum penghianat tersebut,” kata dia.
Baca juga: INW desak Kapolri ambil langkah serius berantas narkoba
Baca juga: INW desak Polri usut bandar penjual narkoba kepada artis
Baca juga: Bareskrim Polri tegaskan serius tutup jalur masuk narkoba
Baca juga: Polri ungkap tiga jaringan narkoba besar dalam rangka dukung Astacita
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024