Kepala Kerja Sama Operasi (KSO) Sucofindo-Surveyor Indonesia Soleh Rusyadi di Jakarta, Rabu, menyatakan pemerintah telah menugaskan kepada dua BUMN itu untuk melaksanakan verifikasi atau penelusuran teknis impor atas 26 produk impor ke Indonesia.
Soleh menyebutkan ke-26 produk impor yang wajib mendapat verifikasi dari Sucofindo atau Surveyor Indonesia adalah tekstil dan produk tekstil, nitro selulosa, beras, garam, prekursor, gula, cakram optik, keramik, mesin printer/fotokopi berwarna, limbah non-B3.
Lalu barang elektronika, produk makanan dan minuman, alas kaki, mainan anak-anak, baja (nonpaduan), kaca lembaran, obat tradisional dan herbal, bahan berbahaya (B2), ban, bahan perusak ozon, produk hortikultura.
Kemudian telepon selular beserta komputer genggam (handheld) dan komputer tablet, pakaian jadi, kosmetik, semen clinker dan semen, tepung gandum, dan baja paduan (alloy).
Soleh pada diskusi di Universitas Nasional, Jakarta, mengatakan verifikasi secara administratif dan teknis itu dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian antara dokumen perizinan dengan dokumen impor dan fisik barang.
Terkait KSO antara PT Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia, katanya, dimaksudkan untuk menciptakan standar dan operasi kepada para importir, dan memudahkan konsolidasi data dan informasi.
Jasa inspeksi dan pengujian independen oleh Sucofindo dan Surveyor Indonesia memiliki peluang besar untuk bisa bertahan dan berkembang, katanya.
"Jasa inspeksi dan pengujian independen selalu diperlukan dalam berbagai situasi ekonomi oleh pemerintah maupun dunia usaha sebagai jasa pendukung perdagangan, baik di tingkat nasional, regional, maupun global," kata Soleh.
Agar bisa sukses dan berkembang, menurut Soleh, jasa inspeksi dan pengujian independen itu harus memiliki integritas, kapabilitas teknis, serta sistem pendukung bisnis .
Soleh menyebutkan pasar jasa ini sangat terfragmentasi, tidak didominasi oleh sedikit pemain, sehingga menunjukkan "barrier to entry" yang rendah.
Ia menyebut ada sekitar 200 perusahaan jasa inspeksi dan pengujian independen yang memiliki pangsa dan segmen pasar dengan penguasaan pasar oleh satu perusahaan paling tinggi 20-30 persen.
Menurut Soleh, baik Sucofindo maupun Surveyor Indonesia sama-sama sudah siap bersaing di pasar global, termasuk saat memasuki pasar bebas ASEAN pada akhir 2015.
Soleh mengaku sudah memperkuat jaringan di luar negeri untuk menyambut berlakukan Pasar Bebas ASEAN itu, termasuk yang terakhir di Jepang.
"ASEAN merupakan wilayah pertumbuhan ekonomi menarik, yang dipimpin oleh Indonesia, jadi Sucofindo maupun Surveyor Indonesia berharap mendapatkan keuntungan dari dibukanya Pasar Bebas ASEAN," kata Soleh.
(B009/T007)
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014