“Ini adalah jumlah terendah dibandingkan waktu-waktu sebelumnya, dan perlu waktu lama untuk mengembalikan bantuan ke tingkat pada awal perang,” kata kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, di X.
Sejak perang meletus pada 7 Oktober, Israel memberlakukan penutupan ketat di perbatasan Gaza, membatasi barang-barang esensial dan memberlakukan pembatasan signifikan pada bantuan kemanusiaan sehingga menciptakan kondisi hidup yang parah.
Lazzarini menekankan bahwa 30 truk sehari “tidak dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 2 juta orang, banyak di antaranya yang kelaparan, sakit, dan berada dalam kondisi putus asa.”
Ia mencatat bahwa truk-truk ini “hanya mewakili 6 persen dari pasokan (komersial dan kemanusiaan) yang diizinkan masuk ke Gaza sebelum perang.”
Israel terus melanjutkan serangan menghancurkan di Gaza sejak serbuan tahun lalu oleh Hamas, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta gencatan senjata segera dilakukan.
Sudah hampir 43.400 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, terbunuh sejak saat itu sementara lebih dari 102.200 lainnya mengalami luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Di Mahkamah Internasional, Israel juga menghadapi kasus genosida atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PBB: 100 ribu warga Palestina mengungsi dari Gaza Utara
Baca juga: UNICEF ingatkan dampak mematikan ke anak Gaza usai pelarangan UNRWA
Komisaris UNRWA sebut situasi di Gaza saat ini belum pernah terjadi
Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024