Seoul (ANTARA News) - Samsung kehilangan pasar smartphonenya bukan hanya dari produsen ponsel pintar murah Tiongkok, tetapi juga dari produk canggih Apple, sebuah sebuah survei.
Ini adalah isyarat buruk bagi raksasa elektronik Korea Selatan itu karena Apple bersiap meluncurkan seri iPhone terbarunya, iPhone 6.
Pekan lalu, Samsung mengungkapkan pendapatan kuartal keduanya yang jauh lebih lemah dibandingkan perkiraan sebelumnya dan berada dalam jalur terburuk kuartalannya dalam dua tahun belakangan ini akibat kompetisi harga dan inventori lebih tinggi di Tiongkok.
Survei perusahaan riset Counterpoint terhadap 35 pasar yang menguasai 90 persen dari penjualan global mendapati fakta bahwa penjualan iPhone 5S selama delapan bulan telah mencapai 7 juta pada Mei, dibandingkan Samsung dengan Galaxy S5-nya yang hanya sekitar 5 juta pada bulan kedua penjualannya setelah rilis Maret lalu.
Counterpoint menyebutkan penjualan Galaxy S5 lebih buruk dibandingkan dengan penjualan Galaxy S4 yang dulu diluncurkan untuk melawan iPhone 5, dengan penjualan 7 juta unit per bulan.
Data tersebut berdasarkan penjualan retail yang dikirim pabrik.
Penjualan Galaxy S5 tetap berkisar 5 juta unit pada Juni, kata Tom Kang, analis Counterpoint di Seoul. Dia mengungkapkan Galaxy S5 tidak memenuhi ekspektasi pasar dalam hal kualitas layar dan penggunaan cangkang plastik.
"Mereka membuat satu kesalahan, produk yang tidak memenuhi ekspektasi pasar dan harganya yang cukup mahal," katanya dalam wawancara ditelepon. "Mereka harus membuat kemajuan dan meninggalkan apa yang tak berhasil serta fokus kepada produk selanjutnya."
Data menunjukkan bahwa masalah Samsung jauh lebih besar dibandingkan sekadar masalah teknologi yang dilaporkan perusahaan itu awal bulan setelah memaparkan hasil kuartal kedua yang di luar ekpektasi.
Samsung menolak mengomentari data Counterpoint atau pengungkapan data pengiriman Galaxy S5, walaupun seorang eksekutif Samsung pada April mengatakan perangkat andalan baru diperkirakan melebihi kinerja pendahulunya.
"Kami akan memperkuat daya saing produk kami dengan memperkuat reputasi merek premium kami, barisan produk andal, dan teknologi terbaru," terang perusahaan melalui email, Rabu.
Data dari perusahaan riset Canalys memperlihatkan bahwa pangsa pasar Samsung pada kuartal pertama 2014 jatuh menjadi 18 persen dari 20 persen, sedangkan Xiaomi dan Lenovo yang keduanya dari Tiongkok memperoleh keuntungan.
Para analis mengatakan produk-produk baru Samsung seperti S5 tidak cukup memikat konsumen agar membeli lebih mahal dari produk lebih murah yang dengen cepat meningkat kualitasnya.
"Sebagian besar merek smartphone dunia berlomba-lomba memperkenalkan merek mereka," kata analis Strategy Analytics, Neil Mawston. "Konsumen menyukai smartphone mereka namun sebagian besar hardware, software dan aplikasi sekarang terlihat, dan berharga sama."
Walaupun demikian Apple memilih untuk tetap mengenakan harga premium. Generasi iPhone 6-nya diperkirakan diluncurkan segera September nanti yang dikhawatirkan bakal mengganggu keuntungan Samsung, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014