Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk mendorong pemahaman, kasih sayang, dan aksi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang mendesak di dunia kita
Jakarta (ANTARA) - Institute for Humanitarian Islam resmi diluncurkan di Jakarta, Senin malam, sebagai wadah untuk mendorong dan menebarkan pemahaman, kasih sayang, dan aksi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di dunia.
Lembaga ini dipimpin oleh mantan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sebagai Direktur Eksekutif. Menag RI Nasaruddin Umar bersama Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf turut hadir dalam peluncuran tersebut.
"Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk mendorong pemahaman, kasih sayang, dan aksi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang mendesak di dunia kita," ujar Yaqut.
Yaqut mengatakan peluncuran lembaga kemanusiaan ini mengingatkan akan ajaran mendalam Islam yang menekankan kasih sayang, empati, dan tanggung jawab terhadap sesama.
Baca juga: Konferensi Humanitarian Islam didorong bawa pesan perdamaian
Melalui lembaga ini Yaqut mengajak semua pihak mengurangi penderitaan, mempromosikan keadilan, dan membangun jembatan pemahaman antar-berbagai komunitas.
"Komitmen kami terhadap keunggulan dan inklusivitas akan menjadi panduan dalam setiap langkah yang kami ambil," katanya.
Sementara itu Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menjelaskan wacana Humanitarian Islam pertama kali diperkenalkan pada 2017 lalu dalam konferensi yang digelar di Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.
"Kami waktu itu menghadirkan narasumber dari berbagai negara yang kemudian melahirkan deklarasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor tentang Islam untuk kemanusiaan," kata Yahya.
Baca juga: PBNU gelar Forum Humanitarian Islam untuk rumuskan solusi konflik
"Sehingga saya kira di Indonesia sangat pantas mengklaim bahwa unity of diversity sungguh-sungguh telah terwujud di dalam kehidupan berkuasa masyarakat," kata Gus Yahya, sapaannya.
Gus Yahya yakin keberhasilan Indonesia ini cukup berharga untuk disumbangkan ke tengah-tengah masyarakat internasional, dengan harapan bisa menjadi inspirasi untuk menemukan jalan keluar dari berbagai macam masalah internasional yang berkaitan dengan konflik.
"Mudah-mudahan nanti ini akan mewujudkan peradaban global yang sungguh-sungguh adil dan harmonis," kata Gus Yahya.
Sementara itu Menag RI Nasaruddin Umar berharap Institute for Humanitarian Islam ini ke depannya bisa meningkatkan indeks kualitas keberagaman di Indonesia.
Baca juga: Ketua GP Ansor ungkap pesan Paus di depan akademisi dunia jelang ICHI
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024