Apa beda antara mentalitas ini dan apa yang dilakukan Hitler?"
Ankara (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan Selasa menuduh Israel melakukan "terorisme negara" terhadap warga Palestina dengan melakukan serangan udara atas Jalur Gaza.
Erdogan mengatakan normalisasi hubungan antara Israel dan Turki saat ini belum dimungkinkan, lapor AFP.
"Israel terus melakukan terorisme negara di kawasan itu. Tak seorang pun kecuali kita, memberitahunya supaya berhenti," kata Erdogan kepada para anggota partainya yang berkuasa di parlemen, dengan menuduh Israel melakukan pembunuhan massal atas warga Palestina. "Sampai kapan dunia tetap diam atas terorisme negara ini?"
Para pendukung Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) sering memotong pidatonya dengan teriakan seperti: "Israel Pembunuh!"
Erdogan juga mengecam anggota parlemen Israel Ayelet Shaked dari partai Rumah Yahudi yang beraliran sangat kanan. Shaked memasang pernyataan yang kontroversial di media sosial yang menyarankan warga Palestina harus mati.
"Apa beda antara mentalitas ini dan apa yang dilakukan Hitler?" kata Erdogan.
Komentarnya itu muncul setelah sepekan kekerasan yang mematikan di Jalur Gaza selama bertahun-tahun. Jumlah korban meninggal yang dilaporkan jadi 192 orang akibat serangan yang dikutuk masayarakat internasional.
Israel Selasa menerima rencana gencatan senjata yang diusulkan Mesir walaupun Hamas yang memerintah Jalur Gaza menolaknya.
Erdogan menyambut baik usul gencatan senjata itu "sangat positif" dan "berharga". Dia berharap hal itu dijamin.
"Tetapi tampaknya darah dari anak-anak Palestina yang tak berdosa dieksploitasi sekali lagi dalam politik kotor Timur Tengah," tambah dia.
Normalisasi Hubungan
Turki telah meningkatkan usaha-usaha diplomatik untuk menjamin gencatan senjata walaupun hubunganya saat ini dengan Israel belum pulih, dengan menjadi penengah dalam konflik itu.
Menteri Luar Negeri Qatar Khalid al-Attiyah akan bertemu para pemimpin Turki di Ankara Selasa dan Erdogan akan menjadi tuan rumah Presiden Palestina Mahmud Abbas di Turki untuk pembicaraan Jumat, menurut sejumlah diplomat Turki.
Erdogan mengadakan pembicaraan reguler melalui telepon dengan Abbas dan pemimpin Hamas Khaled Meshaal tapi tak ada kontak dengan Israel sejauh ini, kata seorang diplomat Turki kepada kantor berita AFP.
"Langkah-langkah konkrit hanya dapat diambil setelah Israel menghentikan serangannya atas Gaza," kata pejabat itu, yang minta jati dirinya tak disebutkan.
Hubungan Turki dan Israel berada di titik rendah setelah pasukan marinir Israel menyerbu kapal Turki yang menuju Gaza pada 2-10 ketika berada di perairan internasional. Sepuluh orang Turki meninggal dalam serangan itu.
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014