Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menonaktifkan sementara satu EWS (early warning system) longsor dan tiga EWS banjir, karena rusak dan baterai daya (aki) hilang sehingga harus dilakukan perbaikan.
"Ya, terpaksa kami ambil dulu. Karena tidak berfungsi, ada yang rusak ada yang accu-nya hilang, mungkin dicuri," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Ponorogo, Marsanto di Ponorogo, Senin.
Langkah itu dilakukan setelah pihaknya melakukan pemeriksaan seluruh perangkat EWS banjir maupun longsor, sebagai program mitigasi mengantisipasi bencana hidrometeorologi di daerahnya.
Hasilnya, dari 12 EWS yang terpasang untuk mendeteksi tanah longsor satu di antaranya terpaksa dinonaktifkan.
Baca juga: Alat EWS banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumbar mulai dioperasikan
Baca juga: Jambi butuh informasi bencana yang cepat usai diterpa puting beliung
EWS yang dinonaktifkan sementara itu berada di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.
"Terpaksa kita nonaktifkan karena aki sebagai daya listrik hilang, diduga dicuri," katanya.
Sementara enam EWS banjir yang terpasang, tiga di antaranya butuh perbaikan, yakni EWS di Sungai Tempuran Mrican, Sungai Gendol Jabung dan Sungai Grenteng Balong.
Pihaknya menyebut kerusakan tersebut dikarenakan aki pada EWS tersebut telah usang. "Akinya soak, jadi alat tak dapat memberikan peringatan tatkala debit sungai meningkat melebihi batas aman," katanya.
Terkait EWS yang dinonaktifkan tersebut pihaknya akan melakukan perbaikan dalam waktu dekat agar kembali beroperasi maksimal.
Marsanto mengungkapkan, keberadaan EWS penting untuk meminimalisir potensi risiko bencana.
Alat tersebut memberikan peringatan agar warga siaga menyelamatkan diri saat terjadi bencana.
"Alat ini penting, karena memberikan peringatan dini ketika akan terjadi bencana dan dapat meminimalisir korban jiwa," katanya.
Dia juga berharap setelah dilakukan perbaikan dalam waktu dekat warga di sekitar lokasi EWS terpasang bisa ikut menjaga dan merawat. Hal ini demi menjaga keselamatan warga sekitar.
"Kalau EWS nonaktif ketika akan terjadi bencana malah repot nanti, jadi memang harus dijaga bersama sama," katanya.*
Baca juga: ASDP: Pencurian alat pendeteksi bencana laut jadi tantangan pelayaran
Baca juga: BNPB mulai survei pemasangan EWS banjir lahar dingin Gunung Ibu
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024