Kami mendapatkan satu tugas dari Vatikan...
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin mengatakan Ansor diminta oleh Paus Fransiskus untuk membuka kantor sekretariat bersama (sekber) para pemuda lintas agama yang ada di kawasan Asia Pasifik.
Hal tersebut dikemukakan oleh Addin kepada para tamu undangan akademisi yang datang dari berbagai negara. Pesan tersebut juga menjadi bukti peran penting Ansor dalam menjaga perdamaian yang ada di Indonesia dan juga dunia.
“Kami mendapatkan satu tugas dari Vatikan (saat bertemu dengan Paus Fransiskus), agar Ansor bersama dengan pemimpin lintas agama yang lain tidak hanya bergerak untuk Indonesia, tapi juga membuka sekretariat bersama untuk anak-anak muda lintas agama di wilayah Asia Pasifik,” kata Addin Jauharuddin di Jakarta, Senin.
Baca juga: GP Ansor ajak anak muda bersukacita sambut kedatangan Paus Fransiskus
Tidak hanya itu saja, ia menceritakan bagaimana Indonesia menyambut orang nomor satu di Vatikan dan juga pemuka agama besar dari Katolik dengan suka cita.
Addin menyebut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan bentuk kampanye perdamaian di dunia dan juga menjadi acuan untuk Indonesia selalu menjaga perdamaian yang saat ini sudah terjaga dengan baik.
“Jadi kunjungan Paus ke Indonesia diterima dengan tangan terbuka dan sangat eforia yang begitu besar. Dengan kebahagiaan anak-anak muda lintas agama, karena sesungguhnya kita anak-anak muda lintas agama punya harapan besar (perdamaian) dengan kedatangan Paus,” ujarnya.
Baca juga: Ansor sampaikan dokumen Deklarasi Islam untuk Kemanusiaan kepada Paus
Hal tersebut dikemukakan di depan para tamu undangan akademis dari berbagai negara, menjelang kegiatan “International Conference on Humanitarian Islam” (ICHI) yang bakal digelar pada Selasa (5/11) di Universitas Indonesia (UI).
Tamu akademis yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Profesor Greg Barton dari Deakin University Australia, Profesor Robert W. Hefner dari Boston University AS, Profesor James B. Hoesterey dari Emory University AS, Profesor Amanta tho Seeth dari Humboldt University of Berlin Jerman, Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University AS, Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University, dan Profesor Timothy Shah dari CSCV (Centre for Shared Civilizational Values).
Baca juga: Ketua Ansor Jateng hadiahi Paus Fransiskus batik truntum
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024