Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang antarbank Jakarta Selasa sore melemah sebesar 65 poin menjadi 11.665 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya berada pada 11.730 per dolar AS.
"Mata uang rupiah kembali tertekan terhadap dolar AS dikarenakan belum ada sentimen yang mendukung baik di dalam negeri maupun eksternal," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, belum adanya kepastian mengenai hasil Pilpres menjadi faktor yang menahan rupiah.
"Yang dikhawatirkan pelaku pasar uang dari faktor politik yakni isu keamanan pasca 22 Juli nanti, sentimen itu yang membuat nilai tukar rupiah cenderung melemah," katanya.
Sementara dari eksternal, lanjut Rully Nova, dolar AS mempertahankan penguatnnya terhadap mayoritas mata uang dunia menyusul testimoni bank sentral AS (the Fed) kepada anggota parlemen AS pada pekan ini.
"Pelaku pasar akan mendapat petunjuk tambahan kapan the Fed akan menaikan suku bunganya," katanya.
Menurut dia, jika inflasi Amerika Serikat naik maka kemungkinan prospek untuk suku bunga Fed naik lebih cepat dari perkiraan sebelumnya dapat terjadi.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia hari ini rupiah bergerak melemah menjadi 11.709 dibandingkan posisi sebelumnya 11.627 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014