Beijing (ANTARA) - Di jalan antara stadion "Bird's Nest" dan "Water Cube" di Beijing Olympic Park, Gong Zizhuo, seorang mahasiswa senior dari jurusan kimia di Universitas Peking, berpacu dengan waktu di tengah sorak-sorai penonton dalam ajang Beijing Marathon pada Minggu (3/11).
"Saya menatap alat pengukur waktu pada putaran akhir lomba. Target saya adalah menyelesaikan maraton dalam waktu tiga jam, dan saya berhasil melakukannya di Beijing," ujar Gong, yang menerima pesan teks dari pihak penyelenggara yang menunjukkan bahwa waktu finisnya adalah 2 jam, 56 menit dan 43 detik.
Menurut sebuah laporan dalam pengembangan dan penelitian berkualitas tinggi di China pada 2023 tentang ajang lari, meski pelari berusia 40 hingga 55 tahun menjadi kelompok mayoritas, kelompok pelari muda mulai unjuk gigi dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak awal masa kuliahnya tiga tahun lalu, Gong menyadari ketertarikannya terhadap aktivitas lari di kampus. Pada awalnya, dia hanya berlatih di trek dan lapangan, tetapi dia pernah mengikuti mahasiswa lain untuk berlari sebanyak 53 putaran, setara dengan jarak yang ditempuh dalam ajang half marathon.
Pengalaman ini menjadi awal dari perjalanan Gong di dunia maraton.
"Lari membuat saya rileks dan membantu meringankan tekanan, dan saat melakukannya saya dapat mengesampingkan masalah-masalah tersebut dan merasa dimurnikan," kata Gong, yang telah berpartisipasi dalam tiga ajang half marathon sebelumnya.
"Dengan semakin banyaknya orang yang mulai menjaga kesehatan belakangan ini, semakin banyak pula kaum muda yang pergi ke luar rumah untuk menjajal kehidupan maraton." ujarnya lagi.
Dengan catatan waktu tiga jam, mahasiswa program doktor Cao Jiaxin dari Universitas Tsinghua mengukir prestasinya di ajang Beijing Marathon. "Saya mempersiapkan diri di kampus dan membuat sebuah langkah maju di Beijing Marathon, yang merupakan pencapaian lainnya bagi saya selain penelitian harian," ujar mahasiswa jurusan sejarah berusia 25 tahun ini.
Serupa dengan penelitian, maraton juga merupakan perjalanan panjang yang dilalui seorang diri. Sudah ada sejumlah rencana yang dibuat sebelumnya, tetapi ternyata ada pula tantangan-tantangan baru selama prosesnya.
"Dalam kehidupan akademis saya, para guru dan teman-teman menyemangati saya ketika saya terpuruk. Para penonton dan sukarelawan juga menyemangati kami selama maraton. Kendati demikian, saya harus mengandalkan diri saya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam penelitian dan menempuh jarak 42,195 kilometer selangkah demi selangkah untuk mengumpulkan pengalaman," tutur Cao.
Sebagai pencinta sepak bola dengan kebugaran fisik yang baik, Cao mulai melakukan lari jarak menengah dan jauh secara rutin pada 2022 dan berpartisipasi dalam sejumlah ajang maraton di Nanjing, Guangzhou, dan Wuxi di China. Dia kerap menghabiskan waktu di trek lari atau di pusat kebugaran kampus.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi Beijing Marathon, Cao berlatih tiga atau empat kali setiap pekan dan pernah berlari sejauh 30 kilometer untuk beradaptasi dengan jarak lari dalam ajang maraton. "Saya menyelesaikan program sarjana selama empat tahun di Universitas Lanzhou, yang memiliki ketinggian lebih dari 1.500 meter di China barat laut. Jika saya berlatih dengan baik, saya mungkin bisa berlari lebih cepat lagi," ujar Cao dengan penuh percaya diri.
Rute Beijing Marathon, yang membentang dari Lapangan Tiananmen hingga Beijing Olympic Park, masih menjadi favorit bagi para pelari di seluruh dunia. Meskipun jumlah peserta dibatasi di angka 30.000 orang, tercatat sebanyak 182.949 pelari dari 43 negara dan kawasan telah mendaftar dalam tiga hari pertama pendaftaran bulan lalu, termasuk banyak mahasiswa dari kota-kota lain di China.
"Saya ingin mencapai waktu dua jam 30 menit, tetapi gagal. Saya akan kembali berlatih bersama teman-teman saya dan semakin meningkatkan kemampuan saya," kata Geng Tao, mahasiswa pascasarjana dari Universitas Chongqing yang memiliki catatan waktu 02:30:27 pada perlombaan tersebut.
"Ada semakin banyak sekolah yang kerap mengadakan kegiatan olahraga, mendorong para siswa untuk memiliki kehidupan yang sehat baik secara mental maupun fisik," ungkap Zhao Fuming, direktur Asosiasi Maraton Beijing (Beijing Marathon Association).
"Mahasiswa cenderung mencapai hasil yang bagus dalam berlari, dan ini sangat baik bagi acara-acara tersebut maupun bagi anak-anak muda dalam jangka panjang." katanya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024