Pangkalpinang (ANTARA) - BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan luas panen padi petani Kepulauan Babel pada 2024 seluas 19.078 hektare atau meningkat 24,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya 15.285 hektare.

"Luas panen padi tahun ini bertambah 3.793 hectare, sebagai langkah pemerintah dalam meningkatkan produksi beras masyarakat," kata Kepala BPS Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan hasil survei kerangka sampel area (KSA) puncak panen padi pada 2024 berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, puncak panen padi terjadi pada September dengan luas panen mencapai 3.985 hektare.

"Puncak panen padi 2023 terjadi pada April dengan luas panen mencapai 3.888 hectare," katanya.

Ia menyatakan realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2024 sebesar 14.098 hektare, atau meningkat sekitar 2.557 hektare atau 22,16 persen dibandingkan Januari hingga September 2023 yang mencapai 11.541 hektare.

"Potensi luas panen padi pada Oktober hingga Desember tahun ini diperkirakan sekitar 4.980 hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada 2024 diperkirakan sebesar 19.078 hektare atau meningkat sekitar 3.793 hektare dibandingkan tahun lalu," katanya.

Ia menambahkan sejak 2018, BPS telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian ATR/BPN serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dalam melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

"Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja, tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras," katanya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024