Kota Gaza, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Gerakan Hamas Palestina mengatakan, Senin, pihaknya tidak akan mengakhiri permusuhan dengan Israel tanpa ada kesediaan dari negara Yahudi itu maupun upaya serius menuju tercapainya gencatan senjata.
"Pembicaraan mengenai gencatan senjata memerlukan upaya nyata dan serius, yang sejauh ini kami belum lihat," kata tokoh Hamas Mushir al-Masri kepada AFP di Kota Gaza.
Masri mengatakan Hamas hanya akan berunding jika ada kesediaan yang disepakati Israel.
Kesediaan itu antara lain mencakup pencabutan penutupan Jalur Gaza --yang sudah berjalan selama delapan tahun, dibukanya perlintasan perbatasan Rafah dengan Mesir serta pembebasan para warga Palestina yang ditahan oleh Israel, yang dimasukkan ke penjara setelah sebelumnya dibebaskan sebagai pertukaran tentara Israel Gilad Halit pada 2011.
"Gencatan senjata harus didasarkan pada syarat-syarat yang telah kami tentukan," kata Masri.
Pejabat Hamas lainnya yang berbicara dengan AFP di Kairo mengatakan sebuah kerangka umum telah disampaikan dan kelompok itu bertekad mencapai lebih dari yang mereka dapatkan dalam kesepakatan gencatan senjata --yang mengakhiri rangkaian kekerasan sengit dengan Israel pada 2012.
"Kita punya kerangka umum, tapi belum menyatakan tuntutan butir per butir," ujarnya.
Masri mengatakan kepada AFP, "negara-negara Arab dan Islam serta Barat" dilibatkan dalam pembahasan soal gencatan senjata, namun ia tidak memberikan keterangan yang lebih rinci.
Ia mengatakan Hamas siap meneruskan perjuangannya serta siap menjalani "pertempuran yang panjang dan melelahkan."
Pertempuran pada Senin telah memasuki hari ketujuh sementara seruan bagi adanya gencatan senjata terus ditekankan oleh dunia internasional.
Namun, tidak ada tanda-tanda tersedianya saluran mediasi yang nyata ataupun cara untuk mengakhiri pertikaian --yang hingga kini telah menewaskan 175 orang di Gaza.
(Uu.T008)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014