Semarang (ANTARA News) - Juara dunia kelas bulu WBA, Chrisjon masih mencari rekaman pertarungan calon penantangnya, Jose Cheo Rojas dari Venezuela, pada tarung wajib atau "mandatory fight" bulan Maret 2007. "Saya baru mendapat satu rekaman pertarungan saat melawan saya di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim, beberapa waktu lalu. Padahal saya harus tahu benar karakter bertarung Rojas," katanya ketika dihubungi di Semarang, Jumat. Petinju yang baru saja mempertahankan gelar melawan penantangnya, Renant Acosta (Panama) itu mengatakan, setelah bergabung dengan Sasana Herry Gym`s di Perth Australia, pihaknya minta kepada pelatih sekaligus manajernya, Craig Christian untuk mencarikan rekaman pertarungan Rojas lebih banyak lagi. "Mungkin Rojas memiliki persiapan tersendiri untuk menghadapi seorang petinju, misalnya saat lawan saya, gayanya seperti ini, kemudian kalau lawan petinju lain, gayanya seperti itu," kata suami mantan atlet wushu Jateng, Anna Maria Megawati. Chrisjon pernah bertemu Jose Cheo Rojas pada pertarungan perebutan gelar di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim, tahun 2005. Pada pertarungan itu akhirnya dihentikan pada ronde keempat karena terjadi benturan kepala antara kedua petinju itu. Pertarungan itu berakhir dengan draw atau `technical draw`dan Chrisjon tetap berhak atas sabuk gelar juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram). Ketika ditanya rencana pertarungan lawan Rojas, petinju kelahiran Kabupaten Banjarnegara, Jateng, mengatakan, yang jelas pertarungan itu mundur hingga bulan Maret 2007 dari jadwal yang seharusnya naik ring sekitar akhir bulan Desember 2006 atau awal Januari 2007. "Berdasarkan hasil Konvensi WBA di Tokyo, Jepang, akhir bulan September 2006, permintaan agar tarung wajib itu dimundurkan, dikabulkan dan akhirnya disetujui bulan Maret 2007," katanya. Soal tempat pertarungan, ia mengatakan, pihaknya minta agar pertarungan itu dilaksanakan di Indonesia, karena secara psikologis pihaknya memiliki motivasi yang tinggi tampil di hadapan publiknya sendiri. "Terserah di mana tempatnya, apakah kembali di Tenggarong karena promotornya dari Kalimantan Timur (HM Arsyad) atau di kota lainnya. Yang penting di Indonesia," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006