Maka itu, tindakan preventif sangat diperlukan agar kegiatan perbenihan padi di Bintan mendapatkan hasil yang maksimal.
Tanjungpinang (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mendampingi petani memantau pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) pada kegiatan perbenihan padi tersandar di Kabupaten Bintan.

Kepala BSIP Kepri Ahmad Tohir Harahap mengatakan saat ini kegiatan perbenihan padi terstandar pada Kelompok Tani Poyotomo Makmur, Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, sedang masuk fase primordia padi (umur 50-60 hari setelah tanam/HST).

"Fase primordia adalah tahap awal dalam perkembangan tanaman padi, di mana struktur awal dari organ tanaman seperti batang, daun, dan bunga mulai terbentuk," kata Ahmad Tohir, di Bintan, Minggu.

Pada fase ini, kata dia lagi, tanaman padi masih sangat rentan terhadap gangguan, baik dari hama, penyakit, maupun kondisi lingkungan.

Oleh karena itu, pemantauan dan pengendalian OPT adalah langkah yang sangat penting guna mencegah tanaman padi dari ancaman hama, seperti ulat daun, pengerek batang, kutu daun, wereng cokelat, termasuk penyakit hawar daun bakteri hingga blast.

"Maka itu, tindakan preventif sangat diperlukan agar kegiatan perbenihan padi di Bintan mendapatkan hasil yang maksimal,” ujarnya.

Tohir menjelaskan bahwa lahan seluas 1,5 hektare yang dikelola Kelompok Tani Poyotomo Makmur itu ditanami padi varietas Inpari IR Nutri Zinc, dengan target produksi kelas benih pokok sebanyak tiga ton benih bersertifikat. Saat ini umur padi 41 HST.

Selain melakukan pemantauan dan pengendalian OPT, BSIP Kepri juga memberikan edukasi kepada petani tentang praktik budi daya tanaman pangan yang baik.

"Melalui kolaborasi ini, diharapkan petani dapat lebih memahami teknik pengendalian OPT yang efektif guna meningkatkan hasil pertanian di Bintan," katanya lagi.

Dari hasil pemantauan dan monitoring OPT, ujar Tohir, ditemukan ada di satu spot atau blok tanaman padi yang daunnya mulai kuning, identifikasi sementara terserang penyakit hawar daun bakteri (kresek). Pihaknya sudah melaksanakan pencegahan maupun pengendalian dengan penyemprotan pestisida jenis fungsisida.

Tohir turut menegaskan pencegahan dan pengendalian OPT pada fase primordia sangat penting.

"Dengan langkah-langkah ini, diharapkan petani dapat melindungi tanaman padi mereka dari serangan hama dan penyakit, sehingga target produksi yang diinginkan tercapai dan memastikan keberlanjutan hasil pertanian," demikian Tohir.
Baca juga: Gubernur Kepri serahkan bantuan alat dan pupuk untuk petani cabai
Baca juga: Pemprov Kepri prioritaskan anggaran BPJS Ketenagakerjaan bagi petani

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024