Sampai hari ini harganya masih normal

Bandung (ANTARA News) - Selama bulan Ramadhan, penjualan busana muslim di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Bandung meningkat signifikan.

"Penjualan busana di bulan Ramadan tahun ini memang cukup meningkat, bahkan jauh sebelum Ramadhan," kata Tina seorang pedagang di Pasar Baru Kota Bandung, Senin.

Menurut Tina, meningkatnya penjualan busana muslim hampir merata di sejumlah toko busana muslim di Pasar Baru. Namun peningkatan signifikan berlangsung selama empat hari terakhir dengan peningkatan mencapai 60 persen dibanding hari biasanya.

"Sepekan jelang Lebaran biasanya marema (ramai), pasalnya THR sudah cair," katanya.

Ia menjelaskan, konsumen yang paling banyak datang membeli masih didominasi oleh kaum hawa, yang terdiri atas remaja dan ibu rumah tangga.

"Mereka membeli berbagai model busana muslim. Seperti yang bermotif bling-bling dengan warna yang cukup terang. Memang tahun ini, lagi tren motif dan warna seperti itu," katanya.

Selain konsumen yang datang untuk membeli busana muslim, banyak juga konsumen yang datang untuk membeli perlengkapan muslim lainnya.

"Untuk jilbab, mukena, sajadah masih model-model standar yang banyak dibeli. Sedangkan untuk baju koko, dominan yang dibeli bermotif kaligrafi dengan beberapa pilihan warna," kata Tina.

Ia mengungkapkan, meskipun pembelian mengalami peningkatan namun tidak membuat harga busana muslim, jilbab, mukena, sajadah, dan baju koko yang dijajakan di sejumlah toko di Pasar Baru melonjak naik.

"Sampai hari ini harganya masih normal. Dan untung yang kami dapat juga sudah cukup lumayan," kata Tina.

Sementara itu, salah satu konsumen, Rahmawati sengaja membeli baju lebih awal. Hal itu karena pilihan dan stok busana muslim serta perlengkapan muslim lainnya masih tersedia. Selain itu, harganya juga masih relatif murah.

"Bila sudah memasuki hari marema, seperti H-7 apalagi mendekati Idul Fitri pasti harganya mahal dan stok yang kita dapat pasti sisa dan terbatas. Makanya saya dengan keluarga membeli lebih awal," kata Rahmawati menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014