Berlin (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier akan ke Timur Tengah pada pekan ini, kata kantornya, di tengah-tengah peningkatan kemelut Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.
"Saya memastikan Menteri Luar Negeri Steinmeier melakukan perjalanan ke Timur Tengah besok dan lusa," kata juru bicara kementerian itu seiring dengan peningkatan upaya diplomatik untuk menghentikan pertumpahan darah.
Dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk serangan roket ke Israel dari Gaza dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu. Ia mengatakan "tidak ada pembenaran" untuk serangan tersebut.
Steffen Seibert juru bicaranya mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa eskalasi saat ini hanya bisa tenang jika Hamas menghentikan serangan roket terhadap kota-kota Israel.
"Kami menggarisbawahi hak Israel untuk mempertahankan diri melawan serangan ini dengan tetap menjaga proporsionalitas," katanya.
"Sangat penting bahwa eskalasi lebih lanjut dicegah dan kematian dan luka-luka di kalangan warga sipil di kedua belah pihak harus dihindari," katanya.
Steinmeier akan membahas desakan internasional untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan timpalannya dari Inggris dan Prancis di Wina, Minggu.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Italia Federica Mogherini, yang memegang kepresidenan bergilir Uni Eropa dan dipandang sebagai calon kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, juga menuju ke wilayah tersebut, kata Roma.
Kementeriannya mengatakan Mogherini akan berada di Israel dan Palestina dari Selasa sampai Kamis dan di Mesir, mediator tradisional dalam konflik Timur Tengah, dari Jumat sampai Sabtu.
Pertemuan Puncak Uni Eropa pada Rabu diperkirakan akan memutuskan nominasi kepemimpinan Uni Eropa setelah pemilihan umum Parlemen Eropa.
Israel meningkatkan serangan di Gaza, Minggu, memperingatkan warga Palestina di utara untuk mengungsi setelah marinir melancarkan serangan darat.
Jumlah korban tewas Palestina dari enam hari kampanye udara Israel mencapai 165 orang, setelah hari paling berdarah di mana 56 orang tewas. Demikian laporan AFP.
(Uu.G003/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014